Ketua DPR Dorong Komisi VI Awasi Pelaksanaan Impor Gula
JAKARTA,Harnasnews.Com – Pemerintah berencana kembali untuk mengimpor gula mentah (Raw Sugar) di tahun 2018. Hal itu terungkap setelah adanya rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Dengan adanya rencana tersebut, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta Komisi VI untuk mendorong Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan mengawasi pelaksanaan impor gula mentah agar berjalan sesuai peraturan yang berlaku.
“Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 643 tahun 2002 Tentang Tata Niaga Impor Gula,” ujar tokoh yang akrab disapa Bamsoet itu baru-baru ini.
Selain itu, Bamsoet juga meminta Komisi VI DPR mendorong Kemendag untuk meminta data statistik mengenai kebutuhan dan produksi gula nasional pada Badan Pusat Statistik (BPS) guna memastikan kebutuhan dan jumlah gula mentah sebelum melakukan impor.
Menurutnya hal tersebut untuk memperhatikan stok gula yang ada dan masa panen tebu agar impor gula mentah yang dilakukan tidak merugikan para petani tebu.
“Saya juga Komisi VI DPR mendorong Kemendag dalam menentukan kebijakan impor gula mentah bersama petani melalui asosiasi Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), agar memperhitungkan jumlah dan waktu yang tepat untuk mengimpor gula mentah tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Sy Usman Almuthahhar mengatakan bahwa rencana impor gula yang dilakukan oleh pemerintah hendaknya bisa melibatkan pengusaha lokal.
Karena selama ini impor gula dinilai hanya didominasi oleh kelompok tertentu. Sementara para pengusaha lokal tidak diberikan kesempatan unuk mengembangkan bisnisnya.
“Persoalan impor memang suatu keharusan. Karena kuota kebutuhan konsumsi gula sekala nasional kita berkisar 350 juta ton. sementara produksi gula nasional tidak sampai setengahnya untuk menutupinya,” ujar Usman kepada garudanews.id, Minggu, (15/4).
Pihaknya juga sepakat dengan usulan ketua DPR bahwa dalam proses impor harus ada pengawasan yang ketat. Karena ia mengaku mengetahui persis permainan gula yang dilakukan oleh oknum Kementerian Perdagangan maupun Bolog yang dikendalikan oleh salah satu kelompok pengusaha pengimpor gula.
“Sepanjang pemerintah tidak memiliki kemauan yang keras untuk menangani persoalan gula. Sepanjang tahun bangsa kita ini tetap manjadi bangsa pengimpor. Karena ada oknum yang diuntungkan ketika impor itu terjadi. Namun demikian untuk saat ini untuk memenuhi kebutuhan nasional gula memang harus impor. Tapi kami minta DPR dan segenap pemangku kepentingan ikut dilibatkan. Sehingga impor gula tidak dijadikan bancakan oleh segelintir oknum,” ujar Usman berapi-api.
Dia pun siap membeberkan di depan anggota DPR terkait carut marut persoalan gula. Dan siapa saja yang mengambil keuntungan dibalik itu semua. (Red)