Ketua MPR RI Ingatkan Pemimpin Harus Mampu Beri Pengaruh Positif

Nilai-nilai kearifan lokal tersebut, ujar dia, dapat dirujuk pada konsep kepemimpinan sebagaimana diajarkan tokoh pendidikan nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara.

‘Ki Hajar Dewantara memiliki tiga butir pemikiran yang begitu holistik dan komprehensif. Bahkan masih sangat relevan dan kontekstual untuk kita jadikan pedoman. Pertama, ‘ing ngarso sung tulodho’ yang dimaknai di depan memberikan teladan. Seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan, memberikan contoh yang baik, seia sekata antara perkataan dan perbuatan. Sebagaimana pepatah bahwa satu tindakan yang dicontohkan jauh lebih bernilai dibandingkan dengan seribu perkataan yang diucapkan. Keteladanan pimpinan inilah yang pada akhirnya akan melahirkan loyalitas,” kata Bamsoet, dilansir dari antara.

Dosen Pembaruan Hukum Nasional dan Politik Hukum Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Borobudur ini menambahkan pemikiran kedua Ki Hadjar Dewantara adalah “ing madyo mangun karso”. Konsep ini mengamanatkan agar seorang pemimpin harus mampu bekerja sama dengan orang-orang yang dipimpinnya.

Kehadiran pimpinan di tengah-tengah rakyat, paparnya, berperan penting dalam membangun motivasi dan membangkitkan semangat juang rakyat yang dipimpinnya.

Ketiga adalah “tut wuri handayani”. Konsep ini meniscayakan agar seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan moral, memberikan kepercayaan kepada seluruh anak buahnya untuk maju, dan berkembang karena pada hakikatnya, peran pemimpin bukan untuk sekadar melahirkan para pengikut, tetapi ‘memberdayakan’.

“Saya meyakini dengan segala karakteristik kepemimpinan yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal, maka dengan sendirinya akan terjalin relasi kohesi yang kuat antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya. Dalam kondisi ini, kepemimpinan tidak sekadar menginspirasi, tetapi berimplikasi pada lahirnya kepercayaan dan loyalitas,” pungkas Bamsoet. (sls)

Leave A Reply

Your email address will not be published.