KKP Dorong Pembangunan Akuakultur Berbasis Digital
JAKARTA,Harnasnews.Com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pengembangan inovasi sistem informasi berbasis digital guna menjamin konektivitas rantai sistem bisnis akuakultur.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengapresiasi banyaknya start up yang melakukan berbagai inovasi digital di bidang akuakultur. Hal tersebut disampaikan Slamet saat membuka sekaligus menjadi pembicara kunci dalam acara seminar DIGIFISH 2018 “Connecting Aquaculture Through Digital Innovation” di Menara Multimedia Telkom, Jakarta.
Slamet menyampaikan bahwa digitalisasi sistem informasi akuakultur memiliki arti penting dalam mendorong terjadinya transformasi sistem bisnis akuakultur yang lebih efisien. Menurutnya, ada 4 (empat) faktor yang menjadi isu transformasi yaitu: (1) mendorong peningkatan efesiensi dan daya saing bisnis akuakultur dengan fokus pada pengembangan komoditas unggulan; (2) optimalisasi pemanfaatan potensi lahan budidaya berbasis daya dukung lingkungan; (3) membangun rantai sistem produksi akuakultur dari hulu ke hilir secara menyeluruh; serta (4) integrasi kegiatan dan anggaran antara stakeholder terkait.
Untuk itu, Slamet menambahkan, transformasi industrialisasi akuakultur yang modern harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu (1) harus berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) secara efisien, penciptaan nilai tambah dan produktivitas secara optimum; (2) mendorong keterampilan tenaga kerja melalui peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) terlatih; dan (3) pembukaan akses pasar yang luas (hyperkoneksi), daya saing tinggi, dan efisiensi manajemen.
Ia melanjutkan, digitalisasi juga merupakan bagian upaya KKP dalam memodernisasi sistem informasi kagiatan akuakultur guna ebih meningkatkan kualitas, ketepatan, dan efisiensi waktu dalam setiap rantai bisnis.
“Digitalisasi ini akan menjadi jembatan modern bagi seluruh stakeholder perikanan budidaya. Dengan begitu akan terjamin konektivitas secara efisien diantara stakeholders. Dalam hal akses pasar, sistem ini akan mampu menjamin efesiensi rantai pasar, untuk kegiatan on farm akan lebih efisien waktu, tenaga dan proses,” jelas Slamet.