KKP – Garuda Indonesia Optimalkan Jasa Logistik Perluas Akses Pasar Produk Perikanan Indonesia
JAKARTA,Harnasnews.Com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama tentang Pemanfaatan Jasa Angkutan Udara Nasional dalam Rangka Peningkatan Kinerja Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik hari ini, Kamis (5/4) di Kantor KKP, Jakarta. Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi Hardijanto dan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pahala N. Mansury.
Rifky mengungkapkan, KKP perlu mengembangkan sektor kelautan dan perikanan dengan dukungan jasa logistik agar produk perikanan Indonesia dapat dipasarkan secara efisien, cepat, dengan risiko rendah. Guna mewujudkannya, Garuda Indonesia akan mendukung program Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di pulau-pulau kecil dan terluar melalui pembangunan sistem logistik ikan nasional. SKPT akan dijadikan gateway ekspor produk perikanan. Dalam hal ini, Garuda Indonesia akan bersinergi dengan KKP, PT Perinus, dan Perum Perindo.
Selain travel management di titik-titik SKPT, KKP dan Garuda Indonesia sebagai logistic provider akan mengoptimalkan pemanfaatan jalur penerbangan yang telah mereka miliki. Salah satunya yaitu Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, sebagai salah satu hub produk perikanan Indonesia ke pasar domestik maupun internasional. Sebagaimana diketahui, Bandara Ngurah Rai merupakan bandara kedua tersibuk di Indonesia yang berada di posisi sentral sehingga berpotensi dijadikan sebagai titik storage marine product sebelum diekspor.
“Intinya logistik adalah kunci bagaimana kita bisa punya akses ke pasar. Angkutan Garuda itu sebagian besar untuk seafood, sementara di Bali kosong. Nah, mungkin ada yang enggak nyambung, tugas kita nanti menyambungkannya,” ungkap Rifky.
Hal ini dibenarkan oleh Dirut Garuda Indonesia Pahala N. Mansury. Pahala menyebutkan, sepanjang tahun 2017, Garuda Indonesia telah mengangkut 38,3 ribu ton marine product, di mana jumlah tersebut hampir mencapai 13 persen dari total revenue Garuda Indonesia. Dari jumlah tersebut, yang paling besar adalah pengangkutan produk perikanan internasional, yaitu dari Indonesia menuju negara-negara lainnya.
“Garuda Indonesia saat ini memiliki 120 rute domestik dan 38 rute internasional. Kita akan mendorong betul-betul agar bisa memberikan manfaat peningkatan revenue melalui kargo, warehousing, dan fasilitas lainnya di Denpasar sebagai hub utama kita,” jelas Pahala.
KKP dan Garuda Indonesia berkomitmen untuk membangun sistem logistik yang terintegrasi di Bandara Ngurah Rai. Menurut Rifky, membangun sistem logistik yang baik tidak harus dengan membangun infrastruktur baru. Terpenting, memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, untuk kemudian dilakukan pengembangan melalui investasi. Ia berpendapat, Indonesia memang harus membangun pasar produk perikanan yang efisien, kompetitif, dan berkualitas baik.
Sehubungan dengan hal ini, pihak Angkasa Pura I telah meminta rekomendasi penyediaan lahan untuk perluasan Bandara Ngurah Rai guna pembangunan warehouse dan coldstorage yang dibutuhkan.
“Dengan adanya sistem logistik ini kita berharap akses pasar terbuka. Kalau akses pasar terbuka harga lebih tinggi di sana, kualitas lebih bagus, nelayan sejahtera. Garuda dapat untung dari proses ngangkutnya. Jadi ini adalah sinergi dari sektor kelautan dan perikanan dan Garuda sebagai logistic provider sehingga ke depan produk perikanan Indonesia ini bisa punya nilai kompetisi yang kuat,” Rifky menambahkan.
Dengan demikian diharapkan, hasil perikanan di Indonesia khususnya daerah timur Indonesia seperti Langgur, Saumlaki, Ambon, Papua, dan berbagai daerah lainnya yang selama ini masih belum terangkut dengan sempurna dapat didistribusikan dengan baik melalui konektivitas yang telah dibangun. Pasar produk perikanan ini juga diharapkan tak hanya menyentuh pasar domestik tetapi juga internasional dengan harga dan nilai komoditas yang terus meningkat.
Tak hanya di bidang travel management, KKP dan Garuda Indonesia bekerja sama dalam dukungan dan efektivitas pelaksanaan tugas bagi pegawai KKP; sinergi dan pemanfaatan Corporate Social Responsibility (CSR) pada pelaku utama kelautan dan perikanan; dukungan terhadap distribusi logistik dan pergerakan personil; pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan; pertukaran data dan informasi; pemanfaatan sarana dan prasarana; dan pemberian dukungan pada program dan kegiatan yang dilakukan kedua pihak.
Terakhir, Rifky berharap Garuda Indonesia ikut mengawasi kegiatan ekspor ilegal benih lobster yang marak terjadi, utamanya di Bandara Ngurah Rai, Denpasar. Selain itu, Ia juga mengharapkan dukungan transportasi untuk menghubungkan hatchery (pusat pembenihan) dengan lokasi tambak yang kebanyakan terpisah jarak yang cukup jauh.(Red/Dar)