JAKARTA, Harnasnews – Perkembangan teknologi dan komunikasi terutama di era digital seperti saat ini menjadi salah satu pendorong dalam kemajuan media baru (new media). Dengan kata lain, kolaborasi produksi berita antara media baru dan konvensional dinilai akan saling melengkapi.
Demikian mengemuka dalam acara diskusi Milenal Bincang Politik bertajuk New Media Dalam Perspektif Komunikasi Politik di Era Digital, yang diselenggarakan di Jakarta, baru-baru ini.
Diskusi yang diselenggarakan Sekolah Politik dan Komunikasi Indonesia yang digagas Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid itu yang bekerjasama dengan Bakti Kominfo itu menghadirkan Direktur Pemberitaan Tempo, Budi Setyarao, Founder & CEO Asumsi, Pangeran Siahaan dan Ketua Konsultan Cyrus Network, Hafizhul Mizan sebagai narasumber.
“Ada semangat kebaruan dari new media tapi pengalaman dan sumber daya dari media konvensional tidak bohong (dimungkiri),” kata Pangeran Siahaan.
Pangeran Siahaan menilai tidak ada perbedaan signifikan antara media baru dan konvensional. Tujuan mereka tetap sama, yakni menghasilkan karya jurnalistik yang bermanfaat bagi masyarakat.
Meski begitu, masifnya arus informasi di media sosial menjadi tantangan tersendiri bagi media. Sehingga kolaborasi antarmedia menjadi keniscayaan.
“Ini kesempatan bagi media baru untuk berkolaborasi karena bagaimana pun sumber daya media lama lebih besar,” jelasnya.