Kompak, Ratusan Kepala Desa Rapatkan Barisan Urun Rembug Membangun Desa
DEPOK, Harnasnews – Ratusan Kepala Desa (Kades) perwakilan dari provinsi Banten dan Jawa Barat merapatkan barisan ke kediaman KH. Marsudi Syuhud selaku Dewan Penasehat Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di Sawangan, Depok, belum lama ini.
Kehadiran perangkat desa dari perwakilan Banten, Bogor, Bekasi, Tangerang dan pengurus Forum Komunikasi Kuwu Cirebon (FKKC) itu selain bertujuan silaturahmi, juga urun rembug untuk membahas disekitar persoalan desa.
Mereka meyakini, Kyai Marsudi mampu menjawab berbagai tantangan maupun persoalan desa, dan tentunya akan memberikan solusi terbaik demi terciptanya kesejahteraan masyarakat desa.
Dalam kesempatan itu, Marsudi mengajak para peserta agar pandai mengambil hikmah atas setiap peristiwa yang kita alami, agar memiliki power yang kuat.
“Saya mendengar kabar ada dua kepengurusan Apdesi, Saya juga tidak tahu mana yang nomor satu dan mana yang nomor dua. Tapi yang jelas menurut saya, yang lahir duluan itulah yang pertama. Nah, jika tidak ada persoalan maupun hal lain tidak mungkin sampai black stone house Depok. Itu lah hikmahnya, artinya tanpa ada persoalan, tidak mungkin saya ketemu dengan bapak-bapak kepala desa. Dan hanyalah orang yang mau mengambil hikmahnya, maka orang itu akan memiliki power yang sangat kuat. Mau dirobohkan, digulingkan, maupun akan dihancurkan, kalau kita pandai mengambil hikmah itu akan semakin kuat. Saya yakin Apdesi yang ke sini akan semakin kuat, saya bisa merasakan itu,” ucap Marsudi
Marsudi juga menyampaikan tentang keseriusanya dalam menggali dan mempromosikan potensi desa, yang sekaligus menjalankan program membangun desa melalui Apdesi.
Marsudi mencontohkan saat dirinya berangkat ke New York, dan berbincang tentang jualan makanan desa, bubur kacang hijau, wedang jahe, mie rebus tapi mereka jualanya di New York.
Marsudi menguraikan, pada saat dirinya berada di Mesir dalam acara anual meeting di IsDB world banknya syariah. Yang mana dua-duanya pemiliknya adalah negara-negara sedunia, sedangkan IsDB anggotanya negara-negara Islam OKI yang di dalamnya termasuk Indonesia.
Dikatakan, dalam kesempatan itu mereka bertanya bagaimana caranya Indonesia mengurangi angka kemiskinan. Melalui jawab dengan cara membangun desa. Karena desa kuat, mandiri, produk desa bisa disalurkan, kemudian entrepreuner tumbuh maka negara akan kuat.