JAKARTA, Harnasnews.com – Komunikolog Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengtakan tindakan melaporkan Presiden ke Bareskrim Polri, terkait kerumunan massa saat kunjungan kerja ke suatu daerah baru-baru ini, dinilai berlebihan.
Menurutnya, bagi pihak yang melaporkan belum melihat secara jeli simbol non-verbal dari Presiden yang mengandung makna mendalam, sehingga sangat tidak tepat jika ada yang melaporkan.
Karena itu, ia pun berpandangan, dari aspek komunikasi, laporan ini sangat lemah dari sudut makna yang terkandung dari simbol non-verbal yang disampaikan oleh Presiden. Wajar pihak kepolisian, perlu menolaknya.
“Setelah saya mengikuti dan menyimak peristiwa berkumpulnya sekelompok masyarakat tersebut lewat berbagai sumber dari sejumlah media, kejadian tersebut menurut saya sebagai seorang komunikolog, sama sekali bukan sepengetahuan dan keinginan Presiden,” kata Emrus dalam keterangan tertuisnya yang diterima redaksi, Minggu (28/2/2021).
Hal tersebut jelas tergambar dari perilaku komunikasi non-verbal Presiden. Dengan memakai masker, Presiden terlihat menggerak-gerakan tangannya ke arah maskernya, sebagai simbol komunikasi non-verbal yang dapat dimaknai dan bertujuan mengingatkan sekelompok masyarakat yang ada di lokasi agar tetap menggunakan masker.