
JAKARTA, Harnasnews – Kepala Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Kortas Tipidkor) Polri Irjen Cahyono Wibowo mengaku bahwa pihaknya telah menerima pengaduan masyarakat (dumas) dalam kasus pemerasan yang menyeret AKBP Bintoro cs.
Selain itu, Kortas Tipidkor juga telah
memantau sejumlah kasus pemerasan yang melibatkan anggota Polri.
“Kita juga terima dumas. Sama itu kasus-kasus yang melibatkan anggota itu kita terima dumas dan kita semua masih pengumpulan bahan keterangan (pulbaket),” kata Irjen Cahyono Wibowo di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis, (13/2/2025).
Menurutnya, ada lima anggota yang terseret kasus pemerasan terhadap anak Bos klinik laboratorium Prodia, Arif Nugroho dan Muhammad Bayu di Polres Jaksel. Bintoro bersama empat anggota lainnya telah dijatuhi sanksi etik.
Selain itu, Cahyono juga mengaku menerima dumas dari kasus pemerasan penonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) oleh 36 polisi. Saat ini, Kortas Tipidkor juga tengah melakukan pulbaket.
“Nanti kami akan berdiskusi dengan teman-teman di Paminal. Apakah kita diskusikan ini terkait tindak lanjut, apa terkait dumas yang kita lakukan,” ujarnya.
Cahyono menjelaskan perkara-perkara yang menyangkut anggota itu harus berdasarkan rekomendasi Pengamanan Internal (Paminal) Divpropam Polri. Guna memastikan bisa ditindaklanjuti dengan tindakan hukum selain etik atau tidak.
“Nah, sejauh ini kami masih Pulbaket. Karena standar pembuktian dari pada etik itu dengan pidana agak beda,” jelas jenderal polisi bintang dua itu.
Dari 36 polisi yang terlibat kasus pemerasan penonton DWP, tiga di antaranya dikenakan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Sementara itu, 33 lainnya dikenakan sanksi demosi 1-8 tahun.
Ketiga anggota yang dipecat ialah Mantan Dirresnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak, mantan Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Malvino Edward Yusticia, dan mantan Panit 1 Unit 3 Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKP Yudhy Triananta Syaeful.
Untuk diketahui, pemerasan oleh 36 polisi itu terjadi saat konser DWP di JI-Expo Kemayoran Jakarta Pusat pada 13-15 Desember 2024. Divisi Propam Mabes Polri menyita barang bukti uang senilai Rp2,5 miliar yang merupakan kerugian korban.
Uang itu ditampung di sebuah rekening khusus yang telah disiapkan. Polri akan mengembalikan uang miliaran rupiah itu ke korban.
Diketahui, Bintoro, mantan Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Zakaria, dan mantan Kepala Unit PPA Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKP Mariana, dikenakan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).
Sedangkan, mantan Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung dan mantan Kasubnit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan Ipda Novian Dimas, disanksi demosi selama 8 tahun.
Sementara itu, Kortas Tipikor Polri Irjen Pol Cahyono Wibowo meyakini kasus pemerasan eks Ketua KPK Komjen Pol (Purn) Firli Bahuri kepada eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan naik ke persidangan.
Selain itu, pihaknya pun tak menutup kemungkinan polisi menjemput paksa Firli.
Dia mengaku pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap proses yang berjalan di Polda Metro Jaya itu. Ia memastikan alat bukti yang ada sudah cukup kuat untuk membuktikan tindak pidana Firli dalam kasus tersebut.
“Secara kualitas saya melihat didasarkan alat bukti ini cukup kuat. Alat buktinya juga punya kualitas yang baik. Sehingga kami punya kesimpulan dan keyakinan bahwa ini bisa selesai,” ujarnya kepada wartawan, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Lebih lanjut, Polda Metro mempunyai komitmen untuk penyelesaian. Dan pihaknya mengaku telah berkoordinasi, dan diyakini bahwa kasus tersebut akan selesai. *