SAMPIT, Harnasnews –
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Muhammad Rifqi memastikan pemilih penyandang disabilitas maupun lansia mendapat prioritas dalam pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS).
“Bagi penyandang disabilitas untuk akses ke TPS sudah kami siapkan, ada kursi prioritas, jadi mereka tidak perlu menunggu terlalu lama,” kata Rifqi di Sampit, Kamis.
Dia menjelaskan penyandang disabilitas dan lansia lebih diprioritaskan dalam menyalurkan hak suara. Selain, mendapat tempat duduk khusus pihaknya juga menyediakan sarana prasarana yang memudahkan bagi kalangan tersebut.
Contohnya, menyediakan alat bantu untuk pemilih tunanetra dan menggunakan meja yang tidak terlalu tinggi, agar mudah dijangkau bagi pemilih yang duduk di kursi roda.
“Kalau jalur khusus untuk pengguna kursi roda tidak ada, tapi sudah ada petugas kami yang berkewajiban untuk membantu proses penyaluran suara bagi penyandang disabilitas,” lanjutnya.
Pemilih di Kabupaten Kotawaringin Timur berdasarkan klasifikasi generasi dalam DPT yaitu terdiri Gen Z yakni berusia kurang dari 27 tahun sebanyak 73.574 pemilih atau 24,23 persen.
Pemilih kelompok Gen Y atau milenial yakni berusia 27 sampai 42 tahun sebanyak 111.813 pemilik atau 36,83 persen.
Pemilih kelompok Gen X yakni usia 43 sampai 58 tahun sebanyak 86.162 pemilih atau 28,38 persen. Kelompok Baby Boomers yakni berusia 59 sampai 77 tahun sebanyak 29.525 pemilih atau 9,72 persen.
Klasifikasi terakhir yaitu Pre Baby Boomers yakni berusia lebih dari 77 tahun sebanyak 2.534 pemilih atau 0,83 persen.
Sementara itu dia menjelaskan, sebagai upaya menyukseskan pelaksanaan pemilu, pihaknya juga telah melaksanakan simulasi pemungutan suara Pemilu 2024.
Simulasi yang digelar sebagai tindak lanjut instruksi dari KPU RI agar KPU tingkat kabupaten/kota melaksanakan simulasi pemungutan dan perhitungan suara.
Simulasi digelar pada TPS yang riil, begitu pula petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), daftar pemilih, hingga jumlah surat suara yang digunakan sama dengan yang akan digunakan pada pemungutan suara yang sebenarnya.
“Simulasi ini agar kami bisa memantapkan kesiapan dari sisi penyelenggara di tingkat TPS, sekaligus sebagai bahan evaluasi kami terhadap apa yang menjadi kekurangan sebelum pelaksanaan riil pada 14 Februari 2024 nanti,” jelasnya, dilansir dari antara.
Ia menambahkan, setiap tahapan simulasi dilaksanakan sesuai dengan tahapan pada pemilu. Mulai dari pembukaan TPS, pendataan pemilih yang tiba di TPS, pemilih menyalurkan hak suara, seterusnya sampai tahap rekapitulasi atau perhitungan suara menggunakan aplikasi Sirekap. (sls)