Lestarikan Budaya Leluhur, Disdik Sumenep Gelar Festival Tan Pangantanan

SUMENEP, Harnasnews – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat kembali menggelar Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang pada Sabtu lalu di Rumdis Bupati.

Kegiatan yang melibatkan sejumlah siswa dan siswi jenjang Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) di Sumenep itu, mulai start di depan Rumah Dinas Bupati Sumenep di Jalan Jendral Sudirman, Lingkungan Demala, Pajagalan dan finish di Labang Mesem Pendopo Agung Keraton Sumenep.

Nampak hadir pada acara tersebut ,Wakil Bupati Sumenep ,Direktur BPRS ,Direktur RSUD Moh.Anwar dan beberapa kepala OPD Kabupaten Sumenep.

Dalam acara yang mengusung tema “Ngopeni Enmaenan Kona” ini, Wakil Bupati Sumenep, Dewi Khalifah mengatakan, bahwa Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang jenjang TK dan SD ini merupakan tradisi dan budaya Kabupaten Sumenep yang perlu dilestarikan,

“Tradisi enmaenan tan pangantanan sudah ada sejak tahun 1574,permainan ini disebut dhe’ nong dhe’ ne’ nang,karena iringan lagu ini dulu yang biasanya dimainkan,” katanya menjelaskan.

Lebih lanjut ,perempuan yang biasa dipanggil Nyi Eva itu menjelaskan bahwa prosesi tanpangantanan ini mengandung filosofis, “Secara harfiah arti dari kalimat Dhe’ nong dhe’ artinya merunduk, dijabarkan bahwa mengajarkan kepada anak-anak agar menjadi pribadi yang tawadhu’ dan menghormati kepada yang lebih tua,” jelasnya.

“Bahkan di lagunya berbunyi nong ta’ nong dhe’ jaga jaggur, artinya kalau tidak merunduk maka dia akan disisihkan oleh masyarakat,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra dalam sambutannya mengatakan bahwa peserta Festival Tan Pangantanan berasal dari 20 kecamatan daratan maupun kepulauan.
“Tahun ini, lembaga TK mengirimkan sebanyak 25 kontingen dan SD sebanyak 18 kontingen, total keseluruhan yakni 43 kontingen,” ujarnya.

Menurut Agus,kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi serta melestarikan dan meningkatkan kecintaan anak didik terhadap kebudayaan Sumenep.

“Anak didik usia SD dan TK ini merupakan generasi kita di masa mendatang , makanya kita perkenalkan budaya leluhur sejak dini sehingga kebudayaan nenek moyang kita ini akan terus dilestarikan” pungkasnya.

(HR/Zham).

Leave A Reply

Your email address will not be published.