Lima Pesan Presiden di IPOC 2018 Terkait Kelapa Sawit

Masih terkait ekspor, Presiden juga memandang pentingnya mengembangkan pasar untuk memasarkan kelapa sawit di mancanegara. Ia berharap para produsen kelapa sawit mulai melirik pasar-pasar nontradisional, seperti Pakistan, Bangladesh, Iran, dan Afrika, bukan hanya Uni Eropa dan India.

Ia berharap dengan banyaknya negara yang menjadi pasar tujuan ekspor kelapa sawit ini, maka penumpukan stok bisa dikurangi sehingga harga jual kelapa sawit akan terjaga.

“Terakhir waktu saya (bertemu) Perdana Menteri Li Keqiang dari Tiongkok, saat itu saya minta tambahan ekspor kelapa sawit kita untuk ke Tiongkok. Langsung saat itu ditambah 500 ribu ton. Tapi masa presiden jualan terus? Perusahaan-perusahaan dong muter, jualan biar stoknya yang ada di dalam negeri tidak banyak. Saya tahu stok sekarang ini banyak sehingga harga sedikit turun,” tuturnya.

Hal keempat yang dititipkan Presiden adalah agar para pengusaha memerhatikan hilirisasi industri kelapa sawit ini. Hal ini penting agar ekspor kelapa sawit ini bisa berupa barang jadi yang dikemas dengan baik.

“Hilirisasi industri kelapa sawit ini betul-betul (diperhatikan), jangan jualannya hanya CPO terus,” ucapnya.

Kelima, Presiden ingin agar implementasi pemakaian biodiesel B20 terus dipercepat dan dilaksanakan secara maksimal. Ia mengakui meski sudah diputuskan dari tahun kemarin, pelaksanaannya masih belum berjalan secepat yang diharapkan.

“Ini saya kejar terus agar penggunaannya bisa 100 persen, agar stok CPO yang ada itu bisa diserap kita sendiri. Ngapain kita impor minyak kalau dari kelapa sawit kita bisa gunakan campuran biodiesel?” tegasnya.

Lebih lanjut, Presiden memaparkan jika stok minyak kelapa sawit yang ada digunakan untuk campuran bahan bakar biodiesel B20, maka otomatis akan mendongkrak harga dari kelapa sawit itu sendiri.

“Ini trik dagang seperti ini kan memang harus kita lakukan. Kalau tidak ditekan terus. Ditekan, ya kita gunakan sendiri kalau B20 ini berjalan. Ganti semua mesin-mesin baik mesin mobil maupun mesin pembangkit listrik semua pakai diesel. Kapok mereka. Tapi ini perlu waktu,” ujarnya, (Gumilar Abdul Latif/Vidi/Ed).

Leave A Reply

Your email address will not be published.