Untuk itu, Wibisono menyarankan agar sesama anak bangsa agar saling menghargai antarasatu sama lain. Sebab, bangsa ini bisa merdeka karena bersatu dan kompromi.
Wibisono pun mengharapkan kedepannya setiap ada persoalan agar mengaedepankan dialog dan komunikasi dua arah. Sehingga masing masing pihak bisa saling memahami.
“Saya masih percaya lembaga seperti MUI mampu menyelesaikan persoalan persoalan seperti ini, disana banyak ulama yang ahli dalam agama,” pungkas Wibisono.
Senada dengan Wibisono, Ketua Umum DPP LPKAN Indonesia M. Ali Zaeni mengajak semua komponen bangsa agar bersatu-padu mengatasi persoalan pokok bangsa di tengah pandemi Covid-19 yang disusul dengan varian Omicron.
Bukan sebaliknya mempersoalkan hal-hal yang remeh temeh. Padahal, jika elit bangsa ini lebih fokus pada persoalan bangsa, lapor melapor tidak dilakukan. Sebab PR bangsa ini cukup banyak. Dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak.
“Persoalan kemiskinan dan meningkatnya angka pengangguran akibat dampak pandemi ini seharusnya manjadi bahasan utama pare elitit. Kalau berbicara agama sudah ada ahlinya. Jadi alangkah baiknya semua para tokoh bangsa tidak memunculkan isue yang sensitif,” ujar Ali.
Ali menilai, sesama anak bangsa saat ini, budaya toleransi dan perdamaian sudah tidak lagi dijunjung tinggi.
“Oleh karenanya, LPKAN mengajak semua komponen bangsa untuk bersatu dalam memyelesaikan persoalan utama bangsa ini. Di antaranya ancaman geoekonomi, geopolitik dan geostrategi. Ini semua menjadi tanggung jawab bersama,” tuturnya. *