LONDON, Harnasnews.com – Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuding Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, seperti gerombolan ekstremis dalam mengatasi krisis di Venezuela. Bahkan Maduro tak segan menyebut AS sedang melakukan penghasutan perang agar Pemerintah Venezuela di bawahnya dapat diambilalih.
“Mereka sedang menghasut perang untuk mengambil alih Venezuela,” kata Maduro dalam wawancara khusus dengan BBC, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (13/2).
Maduro juga berharap kelompok ekstremis di Gedung Putih dapat dikalahkan oleh opini publik yang kuat di seluruh dunia. Menurutnya ini adalah perang politik dari kepentingan ekstrem kanan rezim AS yang saat ini sedang memerintah.
“Mereka membenci kita, mereka meremehkan kita, karena mereka hanya percaya pada kepentingan mereka sendiri, dan pada kepentingan Amerika Serikat,” tambahnya.
Maduro juga menolak mengizinkan bantuan kemanusiaan asing ke negara itu. Ia menilai negaranya memiliki kapasitas untuk memenuhi semua kebutuhan rakyatnya dan tidak perlu sampai meminta dari siapa pun. Sebab menurut dia, AS hanya bermaksud menciptakan krisis kemanusiaan untuk membenarkan intervensi militer.
“Ini adalah bagian dari sandiwara. Itulah sebabnya, dengan segala hormat, kita katakan pada mereka bahwa kita tidak menginginkan remah-remah mereka, makanan beracun mereka, sisa-sisa mereka,” tegas Maduro.
Maduro juga mempertanyakan alasan mengulang pemilu di Venezuela. Dia mengakui ada sekitar 10 pemerintahan negara yang mendukung Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela. Dan mereka berusaha memaksakan diri. “Para ekstremis Gedung Putih mengambil tindakan sendiri untuk melakukan kudeta di Venezuela,” paparnya.