
SUMBAWA,Harnasnews.com – 156 warga masyarakat akan menolak program Shirem estate jika Masuk Lahan Pertanian di Desa Baru Tahan Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Perwakilan desa Baru Tahan Arahman Belo kepada media ini mengatakan kami mendukung programnya. Tapi, jika masuk lahan pertnian kami menolaknya.
“Kalau masuk lahan pertanian kami tolak program tersebut. Jika yang sudah ada tambak silakan,”singkatnya.
Hal senada juga dikatakan Saparuddin kalau yang sudah ada tambaknya silakan. Tapi kalau masuk areal pertnian kami tolak.
“Kalau diluar areal lahan pertanian silakan. Tapi kalau masuk areal pertanian tetap kami akan tolak,”ujarnya.
Ketua BPD Desa Baru Tahan menegaskan kami selaku BPD didatangi oleh 170 orang untuk menolak program tersebut jika masuk dalam lahan pertanian.
“Kalau yang sudah ada tambak masyarakat tidak menolak. Tapi, kalau masuk areal pertnian masyarakat akan menolak program Shrim ertate tersebut,”tegasnya.
Camat Moyo Utara Adrian Pratana menyebutkan bahwa dirinya juga tidak setuju jika masuk lahan pertanian.
“Saya juga tidak setuju kalau program shrime estate masuk lahan pertnian. Dan kalau yang sudah ada tambaknya silakan. Hanya lahan tambak saja dan tidak lahan pertanian,”paparnya.
Rahmat Hidayat Kabid Budidaya Perikanan tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa menegaskan bahwa program 1000 hektar adalah salah satu syarat untuk mendukung program tersebut.
“Itu nantinya akan dibuat peta. Dan pusat nanti akan melihat lokasi tersebut ,”bebernya.
Lanjutnya, sebenarnya dengan adanya program tersebut nantinya akan meningkatkan ekonomi masyarakat karena disitu nantinya akan dibangun pabrik kostorit dan sebagainya.
“Nah lahan pertanian itu nantinya akan ditawarkan dan pasti akan ada negosiasi nantinya,”tutupnya.(Herman)