Melihat Kejayaan Bawang Putih di Magelang

Benih

Sukarman mengatakan seluruh hasil panen tahun 2018 lalu akan dijadikan benih untuk musim tanam 2019. “Tentu yang bisa dijadikan benih adalah yang umbinya bagus. Kalau tidak bisa dijadikan benih, bisa dijual sebagai konsumsi,” tutur pria yang akrab dipanggil Karman ini.

Hasil panen bawang putih lokal, lanjut Karman, akan dikawal oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) menjadi benih bermutu untuk musim tanam berikutnya. Sampai 2021, Menteri Pertanian menargetkan swasembada tercapai. Lebih cepat lebih baik.

Menyerap hasil panen

Penangkar benih Magelang, Fathul Hakim mengaku siap menyerap hasil panen petani untuk diproses menjadi benih di gudang miliknya di Kaliangkrik. Secara umum hasil panen di Ngablak bagus, jenisnya lumbu kuning.

“Selama kondisi panenan bawangnya bagus, kami siap menyerap. Supaya petani makin semangat tanam. Para penangkar benih Magelang saat ini tak hanya mampu memasok kebutuhan benih untuk petani Magelang, namun juga memasok kebutuhan benih di luar diantaranya ke Palu, Poso, Donggala, Sigi, Agam, Tanah Datar, Lumajang dan Wonosobo,” kata Hakim.

Bermitra

Direktur PT Sentosa Indo Permata, Dicky Yongko mengaku senang bermitra dengan petani di Ngablak Magelang untuk merealisasikan kewajiban tanamnya. Sebagai tahap awal pihaknya menanam 20 hektare sebagai syarat pengajuan rekomendasi impor atau RIPH.

“Kami pelaku usaha yang pertama kali masuk Ngablak. Ternyata memang cocok. Sesuai ketentuan, tahap awal kami tanam dulu 20 hektare sebagai syarat pengajuan rekomendasi impor atau RIPH. Luasan tersebut 25% dari total kewajiban kami 80 hektar. Komitmen kami akan lunasi tanam di Ngablak ini sesuai ketentuan pemerintah,” kata Dicky. (Rep/Red)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.