Menjadi Pendidik yang Pintar Mendidik dan Membidik
Oleh : Dr. Septiana Agustin, S.P.d,M.Pd.
Harnasnews – Dinamika dalam dunia pendidikan kian beragam, hal itu disebabkan oleh adanya sistem yang selalu dinamis.
Memang sudah seharusnya demikian, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan perlu diimbangi dengan pergerakan sistem yang berkelanjutan.
Secara khusus, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus mengupayakan perubahan di bidang pendidikan yang berdampak hingga seluruh Nusantara.
Serangkaian program telah dicanangkan dan dilaksanakan, serta dievaluasi agar dapat terus memajukan pendidikan di Indonesia, baik pada satuan pendidikan dasar, menengah, atas, maupun tingkat universitas.
Kebulatan tekad dan kematangan mental sangatlah diperlukan sebagai pondasi yang kuat untuk mengikuti arus perubahan yang terjadi.
Pemerintah mengharapkan agar seluruh pendidik di Indonesia dapat turut berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti program-program yang diselenggarakan demi kemajuan pendidik dan juga peserta didik.
Gebrakan kurikulum merdeka menjadi sebuah tantangan dan pergerakan baru di dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Kurikulum merdeka diperuntukkan secara merata dan menyeluruh untuk para guru dan murid di setiap lembaga atau komunitas pendidikan.
Sebuah tantangan besar bagi para pendidik yang selama ini berada di zona nyaman. Tuntutan sebagai guru zaman now tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi harus memerdekakan murid.
Sudah waktunya para pendidik di Indonesia menjadi agen perubahan yang turut berkiprah memajukan mutu pendidikan.
Tentunya, para pendidik juga wajib meningkatkan kualitas dan kapasitas mereka sebagai duta belajar.
Guru tidak hanya mengajar murid untuk belajar dan berprestasi, akan tetapi guru juga perlu terus belajar memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan demi memajukan murid-murid mereka.
Dengan semangat juang yang tinggi dan daya dukung maksimal dari para guru, maka pergerakan di dunia pendidikan juga akan berdampak semakin maju ke arah yang lebih baik.
Salah satu filosofi tokoh pendidikan di Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa guru yang baik akan menuntun para muridnya untuk mencapai kodrat alam dan kodrat zaman.
Interpretasinya adalah mendidik murid dengan cara memahami terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan dan karakteristik murid.
Setelah diketahui dan dipahami, para guru dapat menindaklanjuti sesuai dengan keberagaman masing-masing murid.
Guru dapat mengupayakan cara terbaik untuk mendidik muridnya, baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun menyerap nilai-nilai karakter yang dapat dianut dan bermanfaat.
Inilah yang disebut dengan membidik, yaitu kemampuan seorang guru untuk mengarahkan muridnya agar fokus kepada tujuan yang hendak dicapai.
Bekal yang harus dipegang tidak hanya berupa ilmu pengetahuan, akan tetapi nilai-nilai karakter yang baik juga diperlukan di kehidupan mendatang.
Dengan demikian, para murid tidak hanya berkembang secara kuantitas, tetapi juga kualitas.
Sebagai seorang pendidik, guru sudah seharusnya menjalankan tupoksi dengan penuh tanggungjawab dan dedikasi yang tinggi.
Pun sesuai tuntutan zaman, guru perlu meningkatkan pengetahuan dan wawasan demi memajukan kualitas pendidikan.
Namun lebih dari itu, kapasitas guru di sekolah adalah menjadi penuntun utama yang selalu mengarahkan para murid untuk berjalan ke arah yang benar.
Selain itu, guru juga wajib membimbing para murid dengan penuh kasih sayang.
Hal yang tidak kalah penting juga adalah terus memotivasi diri untuk belajar sepanjang hayat.
Belajar bisa dimanapun, kapanpun, dan lewat siapapun.
Belajar tidak hanya tentang ilmu dan buku, tetapi pengalaman hidup yang dapat membentuk karakter serta kepribadian agar memiliki adab serta akhlak yang baik.
Jadi, menjadi sebuah kesimpulan bahwa seorang pendidik harus pintar mendidik dan juga membidik.(Budi)