Menkop dan UKM Resmikan Hotel Milik Koperasi di Surabaya
SURABAYA,Harnasnews.com – Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga meresmikan beroperasinya Hotel Mukmin Mandiri milik Koperasi Mukmin Mandiri, di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (4/9). “Bisnis hotel akan terus berkembang di Indonesia. Ini pilihan usaha yang tepat bagi koperasi”, kata Puspayoga dalam sambutannya, yang sekaligus juga melaunching berdirinya Koperasi Perajin Emas Nusantara, yang merupakan pengembangan usaha dari Pondok Pesantren Mukmin Mandiri.
Di acara yang juga dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, Puspayoga mengatakan, setelah sukses dalam bidang agribisnis kopi (eksportir produk kopi), kemudian melebarkan usaha ke bidang perhotelan, merupakan bukti bahwa Koperasi Mukmin Mandiri mampu tumbuh secara kualitas. “Ini merupakan buah yang kita petik dari program Reformasi Total Koperasi yang digulirkan pemerintah. Kita akan terus membangun koperasi yang berkualitas, bukan lagi dari sisi kuantitas”, ungkap Puspayoga.
Puspayoga meyakini, bila mendapat sentuhan lagi dari sisi perbaikan interior, maka Hotel Mukmin Mandiri akan mampu kompetitif dalam persaingan bisnis hotel di Surabaya. “Karena yang penting dalam bisnis hotel itu bila mampu menyajikan rasa aman dan nyaman bagi para tamunya”, kata Puspayoga.
Terkait bisnis kerajinan emas, Puspayoga mengatakan bahwa bila para perajin emas jalan sendiri-sendiri, maka akan dibebani biaya yang tinggi. Tapi, bila bergabung dalam wadah koperasi, maka para perajin bisa fokus dalam pengembangan kualitas dan desain produk. “Urusan pembiayaan dan pemasaran akan menjadi tugas koperasi. Dan saya ingatkan, produk kerajinan emas harus sesuai dengan trend of the years”, tegas Puspayoga.
Untuk produk ekspor emas hasil Koperasi Perajin Emas Nusantara, Menkop dan UKM menyebut ada program KITE, yaitu Kemudahan Impor Tujuan Ekspor. Koperasi akan dikenakan biaya impor 0% dan
ekspor 0%. “Program tersebut sudah dimanfaatkan koperasi perajin perak di Boyolali yang memiliki anggota sebanyak 125 perajin perak”, papar Puspayoga.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Mukmin Mandiri Prof Dr KH Muhammad Zakki meyakini pondok pesantren memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, khususnya di bidang ekonomi dan bisnis. “Kalau bisa digerakkan secara ekonomi, potensi pondok pesantren akan menjadi besar. Para santri di pondok pesantren akan terus kita berdayakan ekonominya. Setelah bisnis kopi, kini masuk ke perhotelan dan kerajinan emas”, kata Zakki.
Zakki menegaskan bahwa dirinya akan terus membangun kekuatan ekonomi umat dengan semangat kebangsaan dan kebersamaan. “Di lingkungan hotel yang memiliki 60 kamar, kita juga akan membangun sebuah masjid berukuran besar bernama Masjid NU Tazkiah”, ujar Zakki.
Wisata MICE
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengungkapkan bahwa masuknya Koperasi Mukmin Mandiri ke bisnis hotel merupakan langkah yang tepat. Karena, Surabaya merupakan salah satu destinasi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) terbesar di Indonesia. “Kita juga akan membangun yang namanya Islamic Science Park, yang tentunya akan meningkatkan kebutuhan akan kamar hotel”, ucap Emil.
Selain itu, lanjut Emil, pengembangan usaha Ponpes Mukmin Mandiri dengan mendirikan Koperasi Perajin Emas Nusantara, juga merupakan pilihan yang tepat. Pasalnya, kerajinan emas merupakan salah satu produk ekspor terbesar. “Artinya, peluang pasar bagi produk kerajinan emas bagi perajin emas khususnya di Jatim masih terbuka lebar”, kata Emil.
Emil menambahkan, Pemprov Jatim memiliki aneka program untuk memberdayakan koperasi dan UKM. “Kita ada program 1000 pesatren dengan Satu Juta Santri, yang akan dijadikan satu kekuatan ekonomi umat berasaskan gotong royong dan kekeluargaan”, ujar Emil.
Pemprov Jatim tengah mengembangkan program Santripreneur dan Sosiopreneur bekerjasama dengan Universitas NU Surabaya. “Tujuannya, selain membangun produk unggulan berkualitas, juga membangun jiwa wirausaha di kalangan generasi muda, khususnya para santri. Apalagi, untuk itu kita mendapat dukungan dari organisasi pemberdayaan UKM internasional di bawah naungan PBB, yaitu ICSB, yang juga merupakan gagasan dari Menkop Puspayoga”, jelas Emil.
Emil menekankan, bila bisnis ingin menjadi besar, maka tidak bisa jalan sendiri. Melainkan harus kerjasama dan kolaborasi dengan yang lain. “Hal itu bisa diwujudkan melalui koperasi. Koperasi merupakan wujud ekonomi Pancasila yang merupakan jalan tengah diantara ekonomi kapitalis dan sosialis”, tegas Emil.
Emil mencontohkan lain, yaitu Koperasi Paguyuban Pedagang Pasar yang sukses menjadi solusi untuk masalah permodalan dan pemasaran bagi para pedagang pasar di Jatim. Apalagi, di koperasi itu dikenal istilah tanggung renteng, dimana selain berbagi juga bertanggungjawab bersama-sama.
Ke depan, Emil tengah merancang Perda yang akan mengatur waralaba minimarket dimiliki koperasi. “Kita butuh brand minimarket yang sudah terkenal selama ini di Indonesia. Dengan koperasi bisa memiliki brand terkenal minimarket tersebut, maka koperasi bisa menggandeng usaha kecil untuk menjual produknya di minimarket tersebut”, pungkas Emil lagi.(Red/Ed)