Mensos : Kita Harus Gotong Royong Urus Rakyat
Pamekasan,Harnasnews.Com – Menteri Sosial Idrus Marham menghimbau kepada Pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk bersama-sama mensejahterakan masyarakat. “Prinsipnya kalau ada urusan rakyat kita harus gotong royong, bersama-sama,” kata Mensos ketika berkunjung ke Pamekasan dalam rangka penyaluran bantuan Sosial (bansos) Program Keluarga Harapan dan Bansos Rastra (4/2).
“Nggak boleh ada satu pejabat yang saling lempar-lempar tanggung jawab. Nggak. Urusan rakyat adalah tanggung jawab kita bersama Pusat dan Pemerintah Daerah,” tegas Idrus dihadapan 500 Keluarga Penerima Manfaat yang hadir di Pendopo Bupati Pamekasan.
Seperti diketahui bahwa selama dua hari Sabtu (3/2) dan Minggu (4/2), Menteri Sosial berkeliling di lima kabupaten untuk memastikan bahwa bansos PKH dan bansos Rastra sampai kepada yang berhak. Hari Sabtu Mensos berkunjung ke Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Bangkalan, Sementara hari ini (Minggu,4/2) berkunjung ke Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, dan berakhir di Kabupaten Sampang.
Disetiap Kabupaten, Menteri Sosial mengajak Bupati atau Plt. Bupati, anggota DPRD, Kepala Dinas Sosial Provinsi, Komandan Kodim, Kapolres, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Bulog, Pimpinan Bank setempat yang menjadi mitra dalam penyaluran bansos, serta seluruh pimpinan OPD setempat. Secara bergiliran menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Keluarga Penerima Manfaat dan Anak berprestasi dari keluarga PKH.
Setelah selesai menyerahkan bantuan secara simbolis, Mensos menyampaikan kenapa yang menyerahkan secara simbolis harus bersama-sama antara pemerintah pusat dan daerah. “Artinya apa, artinya adalah bahwa semua mempunyai.tugas yang sama untuk membuat rakyat sejahtera sesuai dengan kewenangannya,” jelasnya.
“Kalau ada masalah dengan beras, misalkan kualitasnya tidak sesuai, berasnya tidak sesuai atau berasnya tidak dikirim, Bulog yang bertanggung jawab,” tegas Idrus seraya memanggil pejabat bulog yang hadir pada kegiatan tersebut.
Kemudian, lanjut Idrus, kalau menyangkut uang disini ada BNI, kalau misalkan ada pembagian tidak beres, ada aparat yang main-main atau siapapun, laporkan kepada pak Sekda (red-Sekretariat Daerah).
Idrus juga memaparkan lima tugas yang diberikan Presiden H. Joko Widodo. Pertama, memastikan semua rakyat yang berhak mendapat bansos harus sampai di tangan penerima.
Kedua, memastikan bansos yang diterima sesuai dengan yang ada dalam program. “Misalnya bansos PKH besarnya Rp1.890.000 per KPM per tahun dicairkan 4 kali dalam setahun maka kenyataan di lapangan juga harus sesuai dengan pedoman itu atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Beras Sejahtera atau Rastra sebesar 10 kg perbulan harus diberikan sejumlah itu tanpa ada potongan,” terang Mensos.
Ketiga, Bapak Presiden memberi instruksi untuk cek dan ricek lagi di lapangan agar uang bansos digunakan sesuai dengan ketentuan, mengawal dan memastikan bahwa dana PKH dibelanjakan kebutuhan pendidikan (beli buku, tas, sepatu, dll.) dan beli makanan bergizi.
Sedangkan Arahan Presiden yang keempat, Presiden memberi instruksi untuk cek dan ricek lagi di lapangan agar uang bansos digunakan sesuai dengan ketentuan. Bila di lapangan ditemukan ada di antara ibu-ibu tidak sesuai ketentuan, maka bansosnya akan dicabut.
Terakhir atau yang kelima, memastikan seluruh anak KPM yang berprestasi mendapatkan bantuan beasiswa dan bantuan sosial lainnya. “Presiden ingin agar anak-anak sebagai generasi penerus bangsa harus sehat dan cerdas agar kelak mampu melahirkan inovasi-inovasi dan karya yang bermanfaat bagi negeri,” papar Mensos.
Sementara itu, Dirjen Pelindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat menjelaskan alokasi bantuan sosial PKH tahun 2018 untuk Provinsi Jawa Timur sebesar Rp7,1 trilyun.
“Alokasi bansos PKH untuk Provinsi Jawa Timur sebesar 3,4 trilyun terdiri dari bansos PKH reguler untuk 1,7 juta keluarga, PKH Disabilitas 10.833, dan PKH Lansia 38,896,” tegas Harry.
Harry menambahkan untuk Bantuan Pangan Non Tunai dan Beras Sejahtera untuk 2,3 juta keluarga senilai 3,7 trilyun.
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memperingati hari jadi yang ke-46. Sejumlah rangkaian dalam rangka menyambut HUT di Tahun 2018 telah di gelar sebelumnya yang terdiri dari Pekan Olahraga, Basarnas, Donor Darah, Bakti Sosial, Rapat Kerja (Raker), Ziarah ke Taman Makam Pahlawan, serta santunan kepada keluarga pegawai Basarnas yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
Upacara peringatan HUT Basarnas dengan diikuti oleh seluruh pegawai dan pejabat serta beberapa potensi SAR yang berasal dari TNI, POLRI, Jakarta Rescue, Damkar, dan Pramuka.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M. Syaugi, sementara duduk di tamu undangan menyaksikan upacara beberapa mantan Kepala Basarnas, Sekretaris Utama, serta beberapa perwakilan instansi yang menjadi stakeholder Basarnas.
“Bahwa di usianya yang ke-46 ini, kredibilitas dari Basarnas dipertaruhkan. Seluruh jajaran Basarnas harus selalu siap dan mampu melaksanakan tugas yang diamanahkan secara cepat, tepat, aman, terpadu, dan terkoordinasi,” kata Syaugi.
Syaugi mengatakan, sinergi yang telah terbangun baik selama ini dengan unsur TNI, POLRI, Pemerintah Pusat dan Daerah, serta para potensi SAR harus terus dipertahankan dan di tingkatkan demi keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan di lapangan.
Hal itu dikatakan Syaugi, saat acara HUT Basarnas Ke-46 yang mengusung tema “Melalui Peringatan Hut Ke-46 Basarnas Tahun 2018 Kita Tingkatkan Profesionalitas dan Sinergitas Dalam Mewujudkan Penyelenggara Pencarian dan Pertolongan Secara Cepat, Tepat, Aman, Terpadu, dan Terkoordinasi”, di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa Blok B.15 KAV 2-3, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Seperti yang telah diketahui, Basarnas telah mengalami banyak perubahaan hingga akhirnya dikenal baik secara Nasional maupun Internasional.
Berbagai prestasi pun kerap ditorehkan oleh organisasi yang saat ini telah memiliki 38 Kantor Pencarian dan Pertolongan serta 77 pos Pencarian dan Pertolongan yang tersebar di seluruh Wilayah Indonesia.
“Keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan yang telah kita raih selama ini bukanlah semata-mata karena kemampuan dari Basarnas sendiri, akan tetapi merupakan perwujudan kerja sama dengan rekan-rekan dalam satu komunikasi yang baik dan sinergitas yang solid.
“Sebagaimana diketahui bersama bahwa keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan juga di tentukan oleh hal yaitu kecepatan, ketepatan, dan kompetensi atau sumber daya manusia,” ujarnya.
Lebih lanjut Syaugi menjelaskan, ketiganya menjadi tantangan bagi suruh jajaran Basarnas untuk mampu mewujudkan dan menjawab tantangan masyarakat yang memerlukan pelayanan pencarian dan pertolongan secara cepat, tepat, aman, terpadu, dan terkoordinasi berbagai kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia yang kerap terjadi pastinya membutuhkan pelayanan pencarian dan pertolongan serta penyelamatan dan evakuasi secara profesional.
Pada HUT Basarnas kali ini dilaksanakan penganugerahan tanda kehormatan Republik Indonesia berupa penyematan Satya Lencana kepada pegawai yang telah mengabdikan dirinya untuk masa kerja 10, 20, dan 30 tahun.
Oleh karena itu Basarnas harus mampu dan siap sedia setiap waktu dalam memberikan pelayanan pencarian dan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan. (Ed/Hasib
)