Menuju Eliminasi TB 2030, Peran Aktif Media Sangat Dibutuhkan
Menurut Irwan, diperlukan adanya advokasi media, masyarakat dan kebijakan publik, karena menurutnya selama ini isu TBC bukanlah isu yang seksi dan dianggap penting untuk di publish.
Dikarenakan media hanya mempublish berita yang up to date mengenai peristiwa yang sedang terjadi di setiap harinya. Sehingga media dianggap telah mengalami kepribadian yang terbelah.
“Seharusnya, media massa tidak hanya menjadi mesin informasi dan hiburan, akan tetapi juga harus menjadi ruang publik terbuka, salah satunya menyadarkan masyarakat tentang pentingnya mengetahui bahaya TBC,” ujarnya.
Semantara itu, konsultan media YPJ, Philip Artha Sena menjelaskan, hasil FGD ini diharapkan dapat membangun sinergitas yang terus berkelanjutan antara YPJ, STPI dan media massa agar dapat menjadi satu kesatuan front line dalam penanggulangan TBC di Indonesia.
“Kami ingin bersinergi dengan media dalam mengadvokasi dan memberikan informasi yang tepat terkait TBC di Indonesia secara berkelanjutan, dan mendukung program pemerintah dalam mengeliminasi TBC menuju tahun 2030,” ujarnya.(Man)