JAKARTA, Harnasnews – Konten Kreator sudah menjadi profesi yang tumbuh subur di Indonesia, seiring perkembangan dan daya jangkau teknologi digital yang semakin massif dan luas.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menyambut positif, bahkan ikut mendorong agar anak-anak muda atau yang biasa disapa generasi milenial untuk masuk ke dalam ekosistem digital dan mengedepankan produk-produk kreatif.
“Anak-anak muda Indonesia harus menjadi generasi yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif,” ujar Meutya Hafid dalam webinar Ngobrol Bareng Leguslator bertajuk Konten Kreator: Seni Berkreasi di Era Digital, yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (4/2).
Webinar via zoom yang diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghadirkan pembicara Dirjen Aptika Kemenkominfo Semuel A Pangerapan, dan Konten Kreator, Anggi Wahyuda.
Meutya Hafid menyebut era industri 5.0 yang serba digital, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang profesional, kompetitif dan kompeten.
Mengingat jumlah anak-anak muda yang sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia, keberadaan para generasi muda itu diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian khususnya sektor teknologi dan digital.
“Kami berharap anak-anak muda akan menjadi “new content creator” yang dapat menghasilkan karya dan produk kreatif digital yang berkualitas dan kompetitif agar mampu turut serta berperan aktif dalam ekosistem digital,” ujarnya.
Politisi perempuan Partai Golkar itu menyebut profesi konten kreator menjadi peluang baru bagi dunia industri kreatif. Pasalnya, pertumbuhan industri konten kreatif sejalan dengan berkembangnya sektor ekonomi kreatif di Tanah Air saat ini.
“Nilai pasar industri konten kreator di Indonesia bisa mencapai Rp4-7 triliun. Nilai ini akan terus meningkat dan mampu mencapai lima kali lipat pada tahun 2027,” papar Meutya.
Di tempat yang sama, konten kreator, Anggi Wahyuda menilai meskipun terdengar mudah, nyatanya menghasilkan konten berkualitas membutuhkan skill dan pengalaman.
Pentingnya peran content creator bahkan menjadikan banyak bisnis membuat divisinya sendiri yang terpisah dengan bagian lain.
“Konten yang dibuat dapat mendidik atau hanya sekadar menghibur. Namun, tetap harus menarik perhatian setiap audiens yang sebelumnya tidak tertarik dengan merekmu,” ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan mengatakan pesatnya peran teknologi semakin terpacu dengan adanya pandemi Covid-19 mendorong semua pihak untuk berinteraksi dan melakukan berbagai aktivitas di ruang digital.
“Kondisi ini menunjukkan kita berada di era percepatan transformasi digital,” kata Semuel.
Ia menilai pandemi Covid-19 telah mengubah cara masyarakat dalam beraktivitas di berbagai lini kehidupan. Hal inilah yang mempertegas bahwa sedang terjadi era disrupsi teknologi. Oleh karena itu, pemerintah tengah menyiapkan SDM Indonesia dengan keterampilan digital yang sesuai untuk menghadapi perubahan ini.