
Moeldoko: Tidak Ada Diskriminasi Vaksin
“Semua warga negara memiliki hak yang sama (untuk vaksin, red),” kata Moeldoko ketika melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jumat.
Ia menanggapi persoalan masyarakat yang tidak dapat menggunakan fasilitas publik akibat adanya syarat wajib vaksin. Persoalan ini dilatarbelakangi oleh akses vaksin yang belum diterima merata di seluruh wilayah Indonesia.
Ketidakmerataan itu, kata Moeldoko, diakibatkan oleh keterbatasan vaksin yang belum bisa disebarkan secara masif kepada masyarakat umum. Bukan karena adanya diskriminasi.
Keterbatasan vaksin lantas mengakibatkan pemerintah harus menentukan pilihan terkait daerah mana yang akan menerima vaksin terlebih dahulu. Terdapat beberapa pertimbangan yang dilakukan pemerintah sebelum menentukan wilayah yang akan divaksin, salah satunya tingkat perekonomian di wilayah tersebut.
“Awalnya ada wilayah aglomerasi yang menjadi target, karena itu sektor ekonomi yang cukup tinggi,” tuturnya.
Ada pun yang dimaksud dengan wilayah aglomerasi adalah kawasan perkotaan atau kabupaten yang saling terhubung dalam kesatuan wilayah. Kawasan ini merupakan tempat pergerakan masyarakat untuk beraktivitas.