MoU Dengan Pengembang Indonesia, UKM-TI Ingin Bantu Dongkrak Ekonomi Nasional
JAKARTA, Harnasnews.com – Pandemik Covid-19 yang melanda sempat memukul hampir semua sektor, termasuk pada sektor properti. Hanya beberapa sektor yang mampu bertahan diantaranya UMKM. Berbagai terobosan dilakukan untuk mendongkrak kembali pertumbuhan sektor UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi.
UKM Taman Indonesia (UKM-TI), salah satu UKM yang tumbuh di tengah turbulensi ekonomi yang saat ini dialami oleh Indonesia karena Pandemik Covid-19. UKM-TI hadir untuk mendukung program pemerintah dengan pemulihan ekonomi.
Hal ini juga ditandai dengan MoU antara Pengembang Indonesia (PI) dengan UKM Taman Indonesia (UKM-TI), PT. Hasgara Cipta Gusana, Asosiasi Profesi Satpam Indonesia (APSI) di Hotel Aryaduta Lippo Village, Karawaci – Tangerang pada Jum’at (16/12/22).
Kegiatan itu dilakukan bersamaan dengan Rakernas III Pengembang Indonesia hari ke-2, yang dihadiri 15 DPD dan 1 peninjau (dalam persiapan menjadi DPD) dari daerah Sumatera Utara.
Dirjen Perumahan, Kementerian PUPR, Ir. Iwan Suprijanto didampingi Ketua Umun Pengembang Indonesia (PI), Ir. Barkah Hidayat yang membuka langsung Rakernas III Pengembang Indonesia hari ke-2.
Amanda Manthovani, (Ketum UKM Tangguh Mandiri Indonesia / UKM Taman Indonesia / UKM-TI) didampingi Wasekjend, Muhammad Farhan, Sidiq Ismoyo dan Kabid Koordinator Wilayah, Ricky Angku, menjelaskan bahwa UKM TI hadir untuk para pelaku UMKM dan menjadi fasilitator mereka dalam bimbingan tekhnologi informatika, manajemen bisnis dan marketing strategi.
“Kita juga memposisikan UKM TI ini menjadi lumbung market untuk para pelaku umkm baik market domistik maupun international,” ungkap Amanda kepada media.
Ditambahkan Amanda bahwa saat ini, jumlah anggota UKM TI mencapai 500 anggota mencakup di wilayah Jabodetabek, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Batam dan Kalimantan Barat (Kalbar).
UMKM sebagai salah satu sektor yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi baik secara lokal maupun global. Hal ini juga diimbangi dengan majunya era digital 4.0, sehingga sektor UKM juga harus beradaptasi.
“Karena semenjak majunya tekhnologi dan informatika, UMKM di Indonesia ini tumbuh sebagai penyelamat dan penopang perekonomian Indonesia, dengan menyerap banyak tenaga kerja serta bisa membantu meningkatkan tumbuh kembangnya perekonomian di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PI, Ir. Barkah Hidayat dalam sambutannya menyampaikan,pada Rakernas ke-III kali ini, PI fokus dalam memperjuangkan masyarakat berpenghasilan tidak tetap (non fix income) untuk dapat memiliki tempat tinggal layak.
“Kami dari Pengembang Indonesia, yang ber tagline ‘Satu Hektar, Satu Kecamatan’, merasa terpanggil untuk memperjuangkan hal ini. Karena biar bagaimanapun, yang berpenghasilan tidak tetap, itu juga merupakan warga Indonesia, yang harus kita perjuangkan bersama, yang sesungguhnya dari sisi penghasilan mempunyai kemampuan yang cukup untuk memiliki rumah, dan kebanyakan feasible namun tidak bankable,” ujarnya.
Barkah pun menambahkan, masyarakat berpenghasilan tidak tetap ini, jika dilihat daripada jumlah potensi yang ada mencapai 61% dari tenaga kerja yang ada di Indonesia.
“Apabila kita mampu membantu yang berpenghasilan tidak tetap ini, maka akan berdampak signifikan bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. Tinggal bagaimana cara kita untuk mencari pengamanannya yang baik bagi kita semua pihak, termasuk bagi perbankan agar kredit yang diberikan kepada masyarakat penghasilan tidak tetap (non fix income) bisa lancar,” imbuhnya.
Sekedar diketahui bahwa menurut ASEAN Investment Report yang dirilis September 2022, Indonesia memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terbanyak di kawasan ASEAN.
Laporan tersebut mencatat jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2021 mencapai sekitar 65,46 juta unit. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding negara-negara tetangga seperti Thailand 3,1 juta, Malaysia 1,2 juta, Filipina 996.700, Vietnam 651.100, Kamboja 512.900, singapura 279.000, Laos 133.700 dan Myanmar 72.700.
Pada 2021 UMKM Indonesia tercatat mampu menyerap 97% tenaga kerja, menyumbang 60,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta berkontribusi 14,4% terhadap ekspor nasional.
Proporsi serapan tenaga kerja UMKM Indonesia itu merupakan yang paling besar di ASEAN. Di negara-negara tetangga, UMKM hanya menyerap tenaga kerja di kisaran 35%-85%. (Mam)