PANGALPINANG, Harnasnasnews – Kondisi kawasan alur muara Air Kantung, Sungailiat Kabupaten Bangka bertahun-tahun hingga sampai saat ini terlihat semakin memperihatinkan. Kini kondisi sepanjang alur terdapati gusung bahkan terkesan kian melebar atau terlihat hampir menutupi sepadan alur muara setempat, bahkan gusung pun kini terlihat jelas berada di depan gedung Pos Polair setempat.
Akibat kondisi ini sejumlah masyarakat nelayan setempat hingga sampai saat ini pun mengeluhkan lantaran merasa kesulitan saat hendak melaut melintasi alur muara setempat.
Kondisi ini terpantau saat tim media ini berkesempatan mendatangi kawasan alur muara Air Kantung, Sungailiat, Jumat (17/6/2022) siang sekitar pukul 13.00 WIB.
Tak cuma itu pemandangan lain pun terlihat oleh tim media ini di sekitar lokasi alur muara setempat yakni terpantau satu unit alat berat (escavator) merek Kobelco siang itu sedang beroperasi tepat di ujung alur keluar alur muara setempat.
Bahkan tak jauh cari lokasi alat berat tersebut atau di perairan ujung pintu keluar masuk alur muara tampak satu unit kapal jenis tongkang dengan nama lambung Terumbu.
Informasi yang berhasil dihimpun tim media ini di lapangan termasuk sejumlah narasumber di lapangan menyebutkan jika aktifitas pengerukan alur muara Air Kantung saat ini dilakukan oleh pihak swasta bekerja sama institusi koperasi Angkatan Laut.
Tim media ini pun berupaya mencari kebenaran informasi yang diperoleh di lapangan yakni mencoba menghubungi Komandan Pos AL Sungailiat, Peltu Darsidi melalui pesan Whats App (WA), Jumat (17/6/2022) siang.
Dalam peryataanya, Darsidi pun membenarkan jika kegiatan pengerukan alur muara Ar Kantung Sungailiat saat ini dikerjakan oleh pihak perusahaan swasta.
“Di situ ada pihak PT nya PT APB,” jawab Darsidi singkat.
Namun saat disinggung perihal kegiatan pengerukan tersebut kira-kira apa kaitannya dengan pihak Lanal Bangka Belitung sementara info yang diidapatkan tim media ini di lapangan menyebutkan jika kegiatan pengerukan alur setempar bekerja sama dengan pihak Inkopal, benarkah?.
“Betul itu penunjukan Inkopal,” kata Darsidi.
Begitu pula dari hasil pengamatan tim media ini di lapangan atau di sekitar lokasi muara setempat terdapat sebuah tongkang dengan nama lambung Terumbu.
Tongkang tersebut difungsikan untuk apa?, Info yang diidapat di lapangan jika kapal tongkang tersebut difungsikan untuk menyedot pasir di lokasi muara setempat kira-kira bisa dijelaskan?. Namun sayangnya Danpos AL Sungailiat malah tak dapat memberikan jawaban lebih detil.
“Kalu itu kami tidak paham bagaimana tehnis,” jawab Darsidi singkat.
Kendati demikian tim media kembali mencoba menyinggung lebih jauh perihal sejak kapan dimulainya kegiatan pengerukan alur muara Air Kantung tersebut. Sebaliknya Darsidi tak menerangkan detil.
“Kalau giat Exavator sudah lama. Saya masuk Pos sudah ada,” katanya.
Sementara ketua Primkopal Lanal Babel, Mayor Heru saat dikonfirmasi melalui pesan WA, Sabtu (18/7/2022) siang membenarkan jika kegiatan normalisasi alur muara Air Kantung Sungailiat saat ini dikerjakan pihak PT APB bekerja sama dengan Inkopal maupun Primkopal Lanal.Babel.
“Benar pak dia kerja sama dengan inkopal dan Primkopal,” jawab Heru singkat.
Namun sayangnya Heru tak menjawab saat disingggung perihal kegiatan nornalisasi alur muara setempat apakah mengantongi perijinan lengkap.
Terkait aktifitas pengerukan alur muara saat ini dilakukan oleh pihak swasta (PT APB) maupun sebelumnya pun sempat menuai sorotan dari berbagai pihak di kalangan masyarakat termasuk sejumlah nelayan Sungailiat, lantaran sebagian masyarakat nelayan Sungailiat pun mengetahui jika status kawasan alur muara Air Kantung, Sungailiat ini diketahui sampai saat ini masihlah ‘status quo’ atau masih proses hukum.
Bahkan persoalan alur muara Air Kantung ini pun kini menjadi perbincangan ‘hangat’ di Whats App Group (WAG) lokal dengan dengan nama akun Alian Buruh Tambang. Seperti halnya pernyataan dari salah seorang warga Sungailiat, Dhaeng Kandar juga diketahui beprofesi sebagai nelayan Sungailiat.
Dalam komentarnya di WAG tersebut, Dhaeng Kandar menilai jika dirinya masih menyangsikan terkait kegiatan pengerukan (normalisasi) alur muara Air Kantumg oleh pihak PT APB bekerja sama dengan pihak Inkopal.
Hal tersebut lantaran ia menganggap jika kegiatan PT APB tersebut tak lain diduganya hanya berkedok normalisasi dan diduganya tanpa kepastan dalam upaya mengatasi persoalan alur muara setempat.
“Apa bila ada kegiatan loading pasir ke tongkang tanpa alur pintu masuk muara belum bisa dipastikan terbuka utk di lewati nelayan,maka kami sebagai nelayan akan menurunkan masyarakat nelayan untuk mempertahankan mekanisme cara kerja perusahaan tersebut, sehingga kami sebagai nelayan mau kejelasan dari pihak perusahaan yang ditunjuk sebagai pekerja di situ,” kata Dhaeng dalam WAG Aliansi Butuh Tambang.
Akibat kondisi alur sampai saat ini dianggapnya semakin parah hingga kondisi tersebut berdampak langsung terhadap kegiatan nelayan Sungailiat.
“Krna kami sebagai nelayan sudah hampir 1 tahun tidak pernah lagi melawati muara Sungailiat kami tersingkir dari pelabuhan PPN Nusantara Sungailiat ke pelabuhan Ketapang batu rusa krna alur muara Sungailiat sampai saat ini belum bisa kita lewati,” sesalnya.
Meski begitu Dhaeng mengaku ia termasuk nelayan Sungailiat lainnya berjanji akan senantiasa memantau kegiatan pengerukan alur muara setempat saat ini dilakukan pihak swasta (PT APB) bekerja sama dengan Inkopal.
“Maka kami sebagai nelayan akan terus memantau dan akan turun utk mempertanyakan kegiatan perusahaan apa bila loading pasir ketongkang dengan tidak mengedepankan alur muara dulu supaya kami bisa melewati seperti yg lalu2,” tegas Dhaeng.
Selain itu, perlu diketahui jika pihak PT Pulomas Sentosa sebelumny selaku perusahaan yang melakukan pengerukan alur muara setempat (normalisasi) selama bertahun-tahun namun sampai saat ini masihlah mengantongi perijinan kegiatan yang masih berlaku, namun di tengah perjalanan kegiatan perusahaan ini (PT Pulomas Sentosa) ini akhirnya ‘distop’ oleh Erzaldi Rosman (mantan Gubernur Babel — red) melakukan pencabutan ijin kegiatan terhadap perusahaan tersebut.
Akibatnya sejak dilakukan pencabutan ijin kegiatan PT Pulomas Sentosa tersebut hingga tak pelak mengakibatkan kondisi alur muara Air Kantung Sungailiat semakin parah bahkan akibat kondisi semakin medangkalnya alur setempa hinggat tak jarang kejadian sejumlah kapal atau perahu nelayan mengalami pecah lantaran terkendala gusung kian meninggi dan sebagian besar kapal maupun perahu nelayan pun sampai saat ini tak dapat melintasi alur dengan lancar saat hendak melaut mencari ikan.
Sebelumnya Pj Gubernur Babel, Ridwan Djamaludin sempat dikonfirmasi, Jumat (17/72022) siang melalui pesan WA terkait kondisi alur muara Air Kantung Sungailiat saat ini kondisinya semakin parah termasuk di dalam lokasi muara setempat terdapat kegiatan normalisasi oleh pihak swasta (PT APB). Namun sayangnya hingga berita ini ditayang belumlah ada jawaban.
Sejauh ini tim media masih mengupayakan konfirmasi kepada pihak terkait khususnya pihak PT APB selaku pihak yang disebut-sebut saat ini melakukan kegiatan normalisasi alur muara Air Kantung Sungailiat sekaligus adanya kegiatan loading muatan pasir menggunakan sarana kapal tongkang di sekitar muara setempat.
Meski begitu tim media ini pun berhasil mengumpulkan informasi di lapangan jika dalam kegiatan normalisasi alur muara Air Kantung Sungailiat diketahui ada seseorang berinisial Ca disebut-sebut sebagai ‘sutradara’ terkait kegiatan PT APB saat ini di kawasan muara setempat.
Informasi lain yang berhasil dihimpun oleh tim media ini di lapangan pun menyebutkan jika aktifitas normalisasi PT APB saat ini masih berlangsung diduga belumlah mengantongi kelengkapan perijinan khususnya dokumen AMDAL. (Ryan)