“Kami ingin belajar dari Aceh, dari pengalaman di Aceh, karena kami tahu Aceh dan Moro memiliki pengalaman yang sama,” kata utusan parlemen bangsa Moro Aida Macalimpas Silongan di Banda Aceh, Kamis.
Pertemuan tersebut berlangsung di ruang rapat DPR Aceh. Mereka disambut oleh Badan Legislasi DPR Aceh karena salah satu tujuan studi parlemen Moro tersebut terkait dengan regulasi yang telah berlaku di Tanah Rencong.
Aida menyebutkan salah satu hal utama studi mereka ke Aceh adalah terkait dengan pembelajaran bagaimana memperlakukan para mantan kombatan, seperti pemberian uang dan tanah.
“Itu adalah ide yang bagus, dan ingin kami terapkan di sana. Memberikan uang pensiun kepada kombatan yang sudah tua,” ujarnya.
Aida menyampaikan, dalam proses transisi perdamaian tersebut saat ini terdapat 80 anggota parlemen, yakni 41 orang di antaranya perwakilan dari Moro Islamic Liberation Front (MILF), dan 39 perwakilan pemerintah Filipina.