“Dengan kategori soal yang sangat sulit dan unik, tak ayal waktu yang dimiliki siswa dalam mengerjakan soal bisa tiga sampai empat jam di setiap bidangnya,” tuturnya.
Pria yang kerap mengisi pelatihan motivasi suprarasional ini mengaku tantangan yang dihadapi cukup berat. Namun, prestasi yang diraih sangat membanggakan.
“Kami bersyukur atas capaian yang didapat. Semoga dapat memberikan pengalaman yang berkesan di event yang pertama ini sekaligus bisa membuat Indonesia semakin bersinar di bidang matematika dan memotivasi untuk semakin semangat mendalami soal berbasis HOTS,” ucapnya.
Para juara yang berhasil di Bulgaria di antaranya, Muhammad Ilham Al Farisi (kelas VI SDIT Ummul Quro Bogor) berhasil meraih juara pertama pada bidang Combinatorics dan medali perak, Maulana Satya Adigama (kelas VI SD Muhammadiyah 2 Sapen Yogyakarta) berhasil meraih juara kedua pada bidang Geometry dan medali perak, Amara Khairunnisa Dinata (kelas VI SD Pertiwi Bogor) berhasil meraih medali perunggu dan Nisrina Fathiyya Nugraha (kelas VI SDIT Nurul Fikri Depok) berhasil meraih medali perunggu. Selain itu, ada pula Pasha Razaka Fitrah Madjid (kelas VI SDI Al Azhar 13 Rawamangun Jakarta) berhasil meraih merit, Farel Zakwan Andarya (kelas VI SDN Cibatok 3 Bogor) berhasil meraih merit, Jefferson Evans Manadi (kelas VI SDK 6 Penabur Kelapa Gading Jakarta) berhasil meraih merit dan Teuku Arkansyah Ali (kelas VI SDN Rawamangun 12 Pagi Jakarta) berhasil meraih merit.
Setelah mengakhiri beragam kegiatan di Sozopol, Tim Indonesia-KPM bertolak ke Burgas, Bulgaria, untuk mengikuti kompetisi selanjutnya. Kopetisi ‘Bulgaria International Mathematics Competition (BIMC) 2018’ yang akan diikuti oleh 32 negara peserta pada 1-6 Juli 2018. (Rep/Sfa/Grd)