Pemkab Sumbawa Gelar Halal Bihalal

 

SUMBAWA, Harnasnews  –  Dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan pasca Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, Pemerintah Kabupaten Sumbawa menggelar acara Halal Bihalal di Aula H. Madilaoe ADT, Kantor Bupati Sumbawa pada Jumat pagi.

Acara ini dihadiri Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, jajaran Forkopimda, para Asisten Sekda, Staf Ahli Bupati, Ketua TP PKK Kabupaten Sumbawa, sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta menghadirkan Pengasuh Pondok Modern Internasional Dea Malela sekaligus tohoh muslim nasional, Prof. Dr. Din Syamsuddin.

Dalam sambutannya, Bupati Sumbawa, H. Jarot, menyampaikan bahwa Halal Bihalal merupakan tradisi mulia dalam masyarakat Islam yang mengandung makna saling memaafkan atas segala kesalahan yang pernah dilakukan.

“Tentu tradisi baik seperti ini perlu terus dilestarikan dan dibudayakan dalam rangka menjaga hablumminannas, sekaligus untuk lebih memperkokoh kebersamaan dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.

Melalui momentum ini, Bupati H. Jarot juga menyampaikan permohonan maaf yang tulus kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa.

“Melalui kesempatan yang baik ini, saya atas nama pribadi dan keluarga maupun selaku Pimpinan Daerah menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa. Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin,” ucap Bupati.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menjaga kondusifitas daerah.

“Saya menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada para anggota Forkopimda dan semua pihak yang telah secara bersama-sama menjaga kondusifitas Tana’ Samawa demi kelangsungan pembangunan di daerah yang kita cintai ini,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Din Syamsuddin dalam tausiyahnya menguraikan makna mendalam dari Halal Bihalal, yaitu saling mengikhlaskan dalam memberi maaf. Ia juga menjelaskan bahwa Idulfitri adalah momen kembali ke fitrah dan kesucian jiwa seperti bayi yang baru dilahirkan.

“Fitrah adalah simbol kekuatan jiwa yang telah melalui ujian selama Ramadhan. Maka inilah yang seharusnya dikembangkan setelah bulan Ramadhan. Semangat untuk saling memaafkan, mempererat silaturrahim, dan merajut kebersamaan harus terus dipelihara dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Prof. Din.(Herman)

Leave A Reply

Your email address will not be published.