
Pemprov Sulteng Dinilai Kurang Perhatian Terhadap Eksportir Produk Pertanian
PALU, Harnasnews.com – Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) mendesak Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) agar memberi perhatian kepada eksportir lokal, khususnya bagi pelaku usaha produk holtikultura.
Hal tersebut dikatakan Ketua Umum GPEI Provinsi Sulawesi Tengah melalui Wakil Sekertaris Jenderaal GPEI, Irjan A.Siradjuddin, menyikapi menurunnya angka ekspor di bidang pertanian dan holtikultura di Sulawesi Tengah pascabencana Kota Palu, pada September 2018 silam.
Menurut Irjan, ada beberapa faktor terjadinya pelambatan di bidang ekspor di Sulawesi Tengah khususnya pada produk pertanian. Yang pertama, karena kurangnya sinergitas yang terbangun antara GPEI dengan pengambil kebijakan dalam hal ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
“Untuk itu kita berharap ke depannya keberadaan GPEI di Sulawesi Tengah agar diajak untuk duduk bersama dalam mengtasi persoalan menurunnya ekspor pada produktivitas pertanian. Pemerintah jangan hanya membuat kegiatan yang bersifat seremonial, akan tetapi tidak ada solusi bagi pelaku usaha. Kalau demikain terjadi Provisni Sulawesi Tengah akan terus tertinggal dengan daerah-lainnya,” ujar Irjan saat menjadi narasumber dalam diskusi ‘Meingkatkan Kegiatan Ekspor di Daerah dalam Mendukung Program Pemerintah’ yang digelar di Hotel Kampung Nelayan, Kota Palu Sulawesi Tengah, Kamis (19/9).
Selain itu kata Irjan, gempa dan likuifaksi di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah berdampak pada penurunan produksi padi cukup signifikan yakni sebanyak 1.074 ton dari luas tanam 353 hektare dengan produktivitas 54,62 per hektare. Penurunan produksi ini sangat merugikan petani.
Akibatnya, lanjut Irjan, petani di daerah itu belum sepenuhnya mengolah lahan mereka, karena sebagian masih merasa trauma.
“Belum lagi dengan produktivitas lain, seperti coklat, kelapa kakau dan beberapa produk unggulan lainnya di Sulawesi Tengah mengalami penurunan yang signifikan,” ucap Irjan.