Pengamat: Sejak Kapan Seorang Presiden Berani Ngatur-ngatur Capres dari Parpol? 

JAKARTA, Harnasnews – Posisi Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto dinilai tidak memiliki wibawa dan mudah diintervensi penguasa.

Hal tersebut menyusul dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar partai berlambang pohon beringin tersebut tak sembrono dalam mendeklarasikan capres dan cawapres di Pilpres 2024.

“Menurut analisis kami bahwa pernyataan Jokowi itu mengkonfirmasi ke publik bahwa Golkar sudah dalam kendali penguasa,” ujar pemerhati politik Irwan Suhanto kepada Harnasnews, Ahad, (23/10/2022).

Aktivis 98 ini juga mempertanyakan maksud dari pernyataan Jokowi tersebut. Terlebih mantan Wali Kota Solo tersebut bukan internal Golkar. Jadi kata Irwan, tidak ada hak seorang presiden menentukan siapa calon presiden yang diusung oleh partai politik.

“Sejak kapan ada presiden yang bukan Ketua Umum Partai berani ngatur-berani partai jika bukan karena partai tersebut sudah dikuasai. Ini menandakan bahwa Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto sangat lemah,” ungkap Irwan.

Menurut Irwan, kehadiran Jokowi di acara Puncak Peringatan HUT ke-58 Partai Golkar di Kemayoran itu seharusnya bisa menempatkan diri karena kapasitasnya sebagai presiden yang diundang oleh Ketum Partai bukan sebagai atasan Airlangga.

“Yang jadi pertanyaan, apa otoritas Jokowi melakukan penekanan terhadap pesan itu berkali-kali,” tandasnya.

Padahal. kata Irwan, posisi Airlangga di acara di HUT Golkar itu adalah sebagai pimpinan tertinggi di partai tersebut. Namun Jokowi menganggapnya bahwa Airlangga itu anak buah.

“Jokowi salah kamar jika memerintahkan Golkar untuk tidak sembrono dalam mendeklarasikan capres dan cawapres di Pilpres 2024. Itu acara Golkar bukan rapat kabinet,” sebut Irwan.

Irwan berpandangan, seharusnya Jokowi dapat membedakan dirinya saat memberi sambutan dalam tamu kehormatan partai, dan kapan memposisikan diri sebagai presiden.

Leave A Reply

Your email address will not be published.