Penyatuan Tirta Nusantara

BALI, Harnasnews  – Seratusan umat lintas agama, suku dan budaya, mengadakan ritual bersama Penyatuan Tirta Nusantara yang diinisiasi oleh Paguyuban Sedulur Nusantara Dewata (PSND) Bali, di Pesraman Maha Brahma, Ubung, Bali. Acara yang diadakan kedua kalinya ini berhasil mengumpulkan 245 Tirta dari berbagai tempat di seluruh penjuru Indonesia.

“Acara Penyatuan Tirta Nusantara kali ini merupakan gawe kedua, yang mana sebelumnya pada tahun 2016, kami telah berhasil mengumpulkan kurang lebih 1600 Tirta dari seluruh tempat, seperti gunung, hutan, laut, air terjun, dan lainnya di seluruh wilayah Indonesia, melalui jaringan yang kami miliki” ungkap Humas PSND, Haryo Bagus Sujatmiko, seijin Ketua PSND Romo Pandita Eka Wiradarma, saat ditemui di sela sela acara.

Dari pantauan awak media di lokasi, rangkaian acara yang dimulai sejak pukul 16.00 WITA ini, diawali dengan doa secara ritual Hindu oleh Ida Nabe Shri Bhagawan Shri Rasta Jaya Sadu dari Griya Agung Panji Sakti, Singaraja, yang kemudian dilanjutkan dengan doa ritual secara Budha oleh Romo Pandita Effendi Halim dari Budhayana Bali.

Menginjak pukul 19.30 WITA para undangan semakin banyak yang hadir di lokasi acara, didukung oleh cuaca yang cerah, setelah sebelumnya hujan sempat turun. Suasana hening dan magis mulai muncul, saat Rajah Sunda dan Kidung Jawa ditampilkan sangat merdu, berlanjut lantunan doa dan bahasa roh dari Romo Pendeta Benedictus Michael, semakin membawa vibrasi spiritual menuju ektase nya, dengan diiringi musik karinding dan tarawangsa dari Padepokan Gagak Karancang Bali. Kidung Ya Ma Raja dari Rumah Nuswantoro, kemudian menjadi penutup dari pagelaran seni budaya yang sangat menarik tersebut.

Acara semakin semarak ketika para tokoh perwakilan lintas agama didaulat maju ke depan oleh panitia, untuk menyatukan secara simbolis Tirta Nusantara yang telah dipersiapkan dalam bokor perak, guna menyatukan frekuensi persatuan dan kesatuan semua putra putri Ibu Pertiwi yang berbhineka tunggal ika.

Air merupakan sumber utama kehidupan, unsur air adalah bagian terpenting dari Ibu Pertiwi/Bumi, yang terkadang anak cucunya (manusia red) justru melukai alam, sehingga air menjadi hilang dan tidak jernih lagi, ketika ketidakseimbangan terjadi tentunya dampaknya akan kembali kepada manusianya sendiri.

“Diharapkan dari spirit Penyatuan Tirta Nusantara ini, Ibu Pertiwi kembali lestari, dan anak cucunya semakin bersatu kembali” pungkas Haryo, saat ditanya awak media mengenai tujuan diadakannya acara tersebut.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pemotongan Tumpeng Nusantara, oleh Ketua PSND Romo Pandita Eka Wiradarma yang diserahkan secara simbolis kepada para perwakilan undangan.

Dalam sambutannya mewakili undangan, Kepala Satgas Densus 88 Anti Teror Wilayah Bali, Kombes. Pol. I Ketut Widhiarto menyampaikan bahwa “Saya merasa bangga dan senang berdiri di tengah tengah Saudara Nusantara seperti pada saat ini, dan selama saya bertugas di seluruh wilayah NKRI, baru di Bali inilah saya bisa melihat kebhinekaan dan persatuan bangsa yang sesungguhnya” saat diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesan dalam acara tersebut.

Sementara Haji Pujianto, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Denpasar, dalam penyampaiannya mengatakan “Rasa terimakasih sebesar besarnya telah diundang dalam kegiatan ini, karena Nahdlatul Ulama senantiasa mengakomodir, dan berperan serta dalam upaya upaya untuk melestarikan kebudayaan Nusantara” bebernya, di hadapan para tamu undangan.

Dalam acara yang dikemas secara sederhana dan penuh kekeluargaan tersebut, juga dihadiri undangan dari beberapa perwakilan ormas lintas agama, padepokan seni budaya sampai dengan institusi negara, diantaranya : PC Nahdlatul Ulama Kota Denpasar, PC Nahdlatul Ulama Kab. Badung, DPW Ahlul Bait Indonesia, Budhayana, Pengayat Kepercayaan Marganing Kamulyan, Perwakilan Budayawan Kristen, Perwakilan Budayawan Katolik, DPW Petanesia Bali, DPD FP NKRI, Rumah Nuswantoro, Padepokan Gagak Karancang Sunda, Padepokan Mas, Padeokan Sapu Jagat Karomah, Lesbumi Kota Denpasar, Pesraman Sabda Tabanan, Ikawangi Dewata, Ikatan Keluarga Batak Bali, dan undangan perorangan lainnya.

Kurang lebih pukul 21.00 WITA, setelah dipersilahkan santap malam bersama, acara yang digelar di kediaman Romo Pandita Eka Wiradarma, yang juga Ketua Wadah Antar Lembaga Umat Budha Indonesia (WALUBI) Propinsi Bali, berakhir dengan tertib dan lancar.(cvs/hbs)

Leave A Reply

Your email address will not be published.