PASURUAN, Harnasnews.com – Dengan maraknya perambahan hutan lindung di wilayah kabupaten Pasuruan yang sudah bukan menjadi rahasia umum lagi membuat pihak Perhutani mensosialisasikan penutupan tanaman polowijo atau tumpang sari, pada sabtu (14/11/2020).
Hutan lindung yang seharusnya di lerstarikan dan di jaga malah di garap serta di tanami polowijo (Tumpang Sari) seperti sayuran, kentang, gubis, dan wortel, dengan maraknya perambahan tersebut pihak perhutani mengambil langkah- langkah untuk menjaga lestarinya hutan khususnya hutan lindunng.
Pihak perhutani melalui Waka perhutani Ririt Budi Sasyono, mensosialisasikan untuk peralihan tanaman Tumpang Sari untuk beralih komuniti ke tanaman pohon seperti , kopi, jeruk lemon, alpukat, dan pohon nangka.
Dengan pengalihan komuditi ini bertujuan untuk melindungi hutan lindung dan kesejahteraan masyarakat sendiri, serta terjaganya sumber mata air dikarenakan kita harus memikirkan dampak dari di rambahnya hutan tersebut khususnya hutan lindung.
“Kita harus memikirkan dampak nya yang akan terjadi untuk kedepan, seperti akan adanya longsor, dan banjir bandang terutama yang berada di wilayah dataran rendah,” ujar Ririt Budi Sasyono.
Ririt Budi Sasyono Juga berpesan kepada semua pesanggem atau masyarakat yang menggarap hutan lindung jangan meremehkan dampak dari perambahan tersebut, satu kata yang harus di wanti – wanti (hati – hati, red) dengan hutan lindung , itu ada hukumnya.
“Masyarakat yang sengaja atau tidak dalam melakukan perambahan pasti nanti akan terjerat dengan hukum yang berlaku, karena hutan lindung dilindungi dengan oleh Undang Undang,” pungkas Ririt Budi Sasyono.
Acara sosialisasi ini di hadiri muspika Kecamatan Tutur dan juga muspika Kecamatan Tosari, Waka Perhutani Ririt Budi Sasyono, Camat Tosari Hari, Camat Tutur Mujiono, Asper Perhutani Dhalih, Wakapolsek Nongkojajar Iptu Jemari ,Ndan Ramil Nongkojajar Kapten Slamet Riadi, jajaran LMDH, dan semua pesanggem se desa Kandangan.(Dre)
