Meutya Hafid menilai keterlibatan kalangan Islam moderat dalam pertarungan wacana di media sosial akan memberikan harapan bagi Islam di Indonesia setidaknya dapat meminimalisir potensi radikalisme dan intoleransi terutama di kalangan anak-anak muda serta sekaligus mengembalikan benih-benih moderatisme dan inklusifisme beragama di Indonesia.
Di acara yang sama, Tenaga Ahli Menkominfo, Devie Rahmawati mengatakan dakwah adalah bagian dari komunikasi umat, namun sayangnya saat ini acap kali ruang-ruang digital banyak diisi dengan berita informasi hoax atau palsu.
“Jadi bukan salah dakwahnya, tapi karena memang ruang-ruang digital itu dimanfaatkan oleh semua orang baik yang berpikir positif maupun berpikir negatif untuk menyebarkan informasi atau hal-hal yang mereka anggap penting,” kata Devie.
Sementara itu content creator, Husein Ja’far Al Hadar mengungkapkan saat ini banyak orang yang mengisi dakwahnya melalui media sosial atau platform digital.
Ia menilai banyak pendakwah yang secara base keagamaan sangat baik dan cakap, namun tidak cocok secara konteks misalnya saja soal materi konten yang tidak sesuai dengan usia audiens.
“Sehingga apa yang disampaikan baik dan benar secara agama namun tidak sesuai dengan konteks, ia berisi tuntunan tapi tidak menarik secara tontonan,” pungkasnya. (Red)