BOJONEGORO,Harnasnews – Sejumlah 18 orang perwakilan perajut PRIMA Kabupaten Bojonegoro dan Tuban mengikuti Pelatihan Merajut Tas yang berlangsung selama 3 hari (26-28/8/2024) di Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dan Penyandang Disabilitas yang diinisiasi oleh ExxonMobil Mobil Cepu Limited (EMCL) dengan Yayasan Sri Sasanti Indonesia (YSSI) dan didukung penuh oleh SKK Migas.
Turut hadir dalam kesempatan ini yakni Winda Martrilia, selaku Operational Manager CV Bhumi Cipta Mandiri (BCM) Yogyakarta yang merupakan perusahaan ekspor tas rajut. Winda menyampaikan bahwa saat ini permintaan tas rajut dari Itali cukup tinggi, dan ini menjadi peluang yang bagus bagi perajut PRIMA Tuban dan Bojonegoro. “Setelah selesai pelatihan ibu-ibu akan diberikan order sekitar 700 buah. Kalau hasilnya bagus pasti akan berlanjut,” imbuhnya.
“Sebagai perajut kami senang sekali jika mendapatkan order baru, sekaligus ilmu baru,” ujar Yohana Martasari yang merupakan koordinator PRIMA Kabupaten Tuban. Menurutnya merajut tas dengan kualitas ekspor merupakan kebanggaan tersendiri. “Bangga banget rajutan saya kemarin bisa sampai pasar Amerika dan sekarang mau ke Itali” ujarnya. Saat ini Yohana Martasari bersama dengan 20 orang anggotanya telah mengerjakan sekitar 7.000 panel tas rajut yang kemudian dikirim ke Amerika.
Nurul, selaku koordinator PRIMA Kabupaten Bojonegoro menyampaikan bahwa model kali ini memang lebih sulit dari sebelumnya. “Semakin sulit modelnya maka akan semakin pintar. Semoga hasil pelatihan hari ini bagus dan nantinya menjadi ladang tambahan pemasukan bagi PRIMA.” Ujar Nurul disela-sela proses pelatihan.
Di kesempatan lain, penanggung jawab program, Marshya C. Ariej sekaligus perwakilan dari EMCL menyampaikan, dirinya turut berbangga atas capaian yang sudah diraih oleh para perajut PRIMA baik Bojonegoro maupun Tuban.
“Sejak 2018, PRIMA Bojonegoro dan Tuban telah mengekspor sebanyak kurang lebih 37 ribu buah panel yang capaian omzetnya hingga Rp. 900 juta. Berbagai tingkat kesulitan dan jenis rajutan telah dipelajari dengan hasil yang memuaskan, tapi kami tidak puas hanya dengan satu pasar saja. Untuk itu, kami akan terus mendukung PRIMA untuk menjajaki pasar lain, baik lokal maupun internasional,” tutur Marshya
Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dan Penyandang Disabilitas merupakan program untuk para perempuan dan penyandang disabilitas yang ada di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Program ini melatih para peserta menjadi perajut yang profesional yang akhirnya bisa membuat produk rajut berkualitas ekspor. Sebagai mitra pasar yang menampung hasil produksi dari peserta program adalah CV Bhumi Cipta Mandiri (BCM). (Sh).