Perusahaan Financial Technology Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi di Era Digitalisasi

JAKARTA, Harnasnews – Perusahaan financial technology (fintech) dinilai menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di era digitalisasi. Untuk itu, perlu ada perluasan akses keuangan bagi masyarakat melalui pengembangan digitalisasi yang dibarengi dengan edukasi serta literasi.

Hal ini mengemuka dalam

Webinar via zoom yang diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) diikuti 200 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek menghadirkan Ketua Komisi 1 DPR, Meutya Hafid sebagai keynote speaker, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan dan Senior Manager Government & Public Affairs Uangme, Aida Rezalina sebagai narasumber.

“Dari data yang ada, industri fintech mampu menyumbang kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,45 persen dan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar lebih dari Rp 60 trilun,” kata Meutya Hafid.

Meski demikian, lanjut Meutya Hafid, ada sejumlah tantangan bagi perusahaan fintech, misalnya dari sisi literasi digital, merujuk pada data Indeks Literasi Digital Indonesia pada tahun 2021, indeks literasi digital Indonesia mencapai 3,49 dari skala 1-5.

Sehingga, lanjut Meutya Hafid, pemahaman menyeluruh tentang pengerahuan literasi digital oleh publik diperlukan agar masyarakat dapat benar-benar menerima manfaat dari kemajuan fintech.

Begitu pula tantangan fintech dari sisi keuangan, politisi perempuan Partai Golkar itu menilai penggunaan fintech yang tinggi saat ini namun sayangnya masih kurangnya pemahaman literasi keuangan. “Hasilnya masih banyak pengguna fintech yang masih tidak bisa membedakan mana fintech yang legal dengan yang ilegal,” ujarnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.