Poltekpar yang berada di bawah naungan Kemenparekraf diharapkan dapat menjadi pilot project pengimplementasian MRA-TP. Nantinya, hasil implementasi ASEAN MRA-TP akan digaungkan dalam Forum ASEAN 2023 yang diadakan di Indonesia.
Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Tetty DS Ariyanto menyatakan sertifikasi kompetensi yang sesuai dengan ASEA MRA-TP diperlukan agar bisa memfasilitasi pergerakan tenaga kerja profesional pariwisata bekerja di ASEAN.
“Jadi, dalam penjaminan mutu tidak lagi mengandalkan ijazah sekolah. Harus ada sertifikasi yang wujudnya sertifikasi kompetensi,” ucap Tetty dalam kegiatan “Workshop Perencanaan Implementasi MRA-TP ASEAN di lingkungan Politeknik Pariwisata” tersebut.
Wakil Ketua NTPB I Gusti Putu Laksaguna menyampaikan bahwa enam Poltekpar di bawah naungan Kemenparekraf harus terus bersinergi sehingga dapat segera satu visi dan misi dalam mengimplementasikan MRA-TP.
Pihaknya dinyatakan telah menyiapkan pedoman implementasi ASEAN MRA-TP dengan buku merah yang berjudul Pedoman Penerapan ASEAN MRA-T/ACCSTP/CATC/TOOLBOX pada Industri Pariwisata – Lembaga Pelatihan – Pendidikan Vokasional – Lembaga Sertifikasi Profesi dalam rangka strategi 3G (Gercep, Gerber, Gaspol) yang digaungkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
“Cuma Indonesia loh yang serius membentuk lembaga untuk implementasi sesuai syarat ASEAN. Jadi, masing-masing Poltekpar ini sudah ada uji kompetensinya, tetapi kita mau selaraskan pada workshop ini, dan kini kita menyatukan visi yang sama dalam implementasi MRA-TP,” ungkapnya.(qq)