SUMBAWA,Harnasnews – Sikap tidak simpatik ditunjukkan Kepala Bagian Prokopim Setda Sumbawa, Hartono S.Sos kepada para wartawan. Oknum pejabat ini mengeluarkan kebijakan yang sangat aneh, yakni melarang wartawan masuk ke ruangan Bagian Prokopim yang sebelumnya bernama Bagian Humas dan Protokol Setda Sumbawa.
Bahkan wartawan juga tidak diperkenankan untuk menggunakan fasilitas berupa komputer di ruangan tersebut, sebagaimana biasanya. Padahal sebelumnya ruangan itu merupakan media center dan keberadaan fasilitas tersebut atas andil wartawan bersama Rachman Ansori selaku Kabag Humas Setda Sumbawa saat itu yang kini menjabat Kadis PMD Sumbawa.
Sikap tidak bersahabat dengan wartawan ini sebenarnya sudah lama ditunjukkan Hartono yang pernah menjabat sebagai Kasubag Peliputan Bagian Humas Setda Sumbawa beberapa tahun silam.
Ketika pertamakali menjabat sebagai Kabag Prokopim, sikap itu ditunjukkan ketika acara HUT Kabupaten Sumbawa Tahun 2022. Wartawan yang masuk ke area peliputan dibatasi hanya tiga orang. Mereka diberikan ID Card dari Prokopim.
Hal ini dimaklumi sejumlah wartawan, mengingat saat itu masih tingginya angka covid. Namun ketika momen pengambilan foto, tanpa diduga tiga orang wartawan yang mengantongi ID Card ini dilarang masuk arena. Justru yang bukan wartawan diizinkan.
Masalah itu klir setelah Ketua PWI Sumbawa menyampaikan protes langsung yang kemudian Kabag Prokopim menyampaikan permohonan maaf. Berikutnya soal release kegiatan Bupati dan Wakil Bupati maupun pimpinan daerah lainnya. Berlanjut Senin kemarin, salah seorang wartawan yang sempat mengetik berita kegiatan Pemda menggunakan salah satu computer di ruangan tersebut, langsung ditegur Kabag Prokopim. Wartawan itu diminta untuk terahir kalinya menggunakan komputer Prokopim.
Padahal saat itu jam istirahat, computer tidak terpakai dan seizin pegawai setempat.
Kebiasaan beberapa wartawan menggunakan computer di tempat itu sudah dilakukan sejak lama. Karena memang itu fasilitas Media Center dan selama ini tidak ada masalah karena memang menganggap wartawan bagian di dalamnya.
Puncaknya, Selasa (20/4) tadi, Kabag Prokopim mengeluarkan perintah melarang wartawan masuk dan menggunakan fasilitas yang ada, kecuali atas seizinnya.
Tentu kebijakan tak simpatik ini mendapat reaksi keras dari sejumlah wartawan yang tergabung dalam PWI dan IJTI Sumbawa.
Hari itu juga, Ketua PWI Sumbawa, Zainuddin menemui pejabat tersebut untuk meminta klarifikasi.
Kepada Ketua PWI, Kabag Prokopim Hartono beralasan bahwa kantornya sudah bukan bagian dari Kehumasan melainkan hanya Protokol dan Komunikasi Pimpinan Daerah. Yang berkaitan dengan wartawan adalah ranah Diskominfotik Sumbawa.
Dia membantah melarang wartawan. Tapi Ia menegaskan wartawan tidak bisa sembarang masuk dan menggunakan computer tanpa seizinnya.
Ketua PWI Sumbawa, Zainuddin usai menggelar rapat bersama Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI Sumbawa), menilai sikap Hartono S.Sos menciderai hubungan baik wartawan dan Pemda Sumbawa.
Sebab selama ini hubungan antara keduanya sangat erat dan harmonis. Selama ini ruangan Prokopim masih menjadi tempat berkumpulnya wartawan, mengingat ruangan Diskominfotik sangat sempit dan tidak tersedia aula.
Demikian dengan kantor PWI Sumbawa di eks Kantor DPRD Sumbawa masih dalam perbaikan. Sementara ruang Prokopim lengang, dan masih cukup ruangan.
Keberadaan wartawan di Prokopim juga tidak setiap hari dan tidak banyak, terkadang hanya satu atau dua orang. Selama ini keberadaan wartawan juga tidak mengganggu kerja pegawai setempat, bahkan sebaliknya ikut membantu dalam membuat dan memperbaiki narasi rilis yang akan disebar Prokopim ke publik.
Penggunaan komputer juga bersifat kasuistis, itupun ketika Bupati, wakil bupati dan pejabat lainnya yang meminta agar beritanya cepat dipublikasi.
Penggunaan computer itu juga ketika atas seizin pegawai pengguna dan tidak dalam kondisi digunakan untuk kerja-kerja Prokopim. Apalagi sebagian aset berupa komputer yang ada itu merupakan bantuan dari Kementerian Kominfo RI, yang diperuntukkan bagi wartawan melalui Media Center.
“Sangat aneh jika ada larangan sekarang. Sangat aneh juga Prokopim membuat jarak dengan wartawan, alergi dengan wartawan dan menjadikan wartawan itu musuh,” sesal Jen—sapaan Ketua PWI ini.
Ditambahkan Sekretaris PWI Sumbawa, Abu Sufyan Muchtar. Menurutnya, tugas dari Kabag Prokopim adalah mendekatkan wartawan dengan pimpinan daerah. Adanya sikap ini, berarti ingin menjauhkan wartawan dengan pimpinan daerah.
Ia menilai Kabag Prokopim telah memperlihatkan sikap arogansi, mungkin karena menjadi ‘tangan kanan’ Bupati dan Wakil Bupati. Sikap ini sangat tidak sehat untuk jalinan kemitraan. “Jangan mentang-mentang mau pensiun membuat gaduh dan meninggalkan luka,” tukasnya.
Sementara Ketua IJTI Sumbawa, Hendri Sumarto mengecam sikap Kabag Prokopim karena menimbulkan disharmonisasi antara wartawan dan Pemda Sumbawa.
“Harusnya hubungan kemitraan ini terus ditingkatkan, bukan justru ditiadakan,” tandasnya.
Untuk diketahui PWI dan IJTI Sumbawa telah menggelar rapat. Keputusan rapat siang tadi, dua institusi pers tersebut meminta Bupati Sumbawa mencopot Hartono dari jabatannya sebagai Kabag Prokopim dalam waktu segera.
Jika Hartono tetap dipertahankan, maka Bupati dan Wakil Bupati sama dengan memelihara masalah. (HR)