Ramai Tagar KaburAjaDulu, Pengamat Sebut Bentuk Kekecewaan GenZ Pada Pemerintah

JAKARTA, Harnasnews – Tagar #KaburAjaDulu mendadak viral di berbagai platform media sosial sejak awal tahun 2025,. Hal itu diduga lantaran adanya kegelisahan generasi muda terhadap tekanan ekonomi, politik, dan sosial yang semakin membebani.

Tren ini bermula dari unggahan TikTok seorang pekerja migran Indonesia di Malaysia yang mengaku “kabur” dari pekerjaannya karena upah yang tidak dibayar dan kondisi kerja yang tidak manusiawi.

Unggahan tersebut memicu keluh kesah, dengan banyak warganet membagikan cerita serupa sambil menertawakan ironi kehidupan melalui tagar tersebut.

Menanggapi hal itu, pengamat kebijakan publik Wibisono menilai bahwa Tagar #KaburAjaDulus sebagai bentuk kegelisahan generasi milenial maupun generasi Z yang dinilai memiliki kesempatan maupun kemampuan untuk bekerja atau belajar di luar negeri.

“Namun, tagar KaburAjaDulu yang terjadi di tengah isu-isu yang ada tampaknya bukan sekadar kabur semata. Melainkan juga bentuk kekecewaan terhadap situasi negara yang tidak baik-baik saja,” ujar Wibisono dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Sabtu (15/2/2025).

Ketua Dewan Pembina Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) ini juga menilai bahwa tagar KaburAjaDulu yang disuarakan oleh generasi muda  itu menunjukkan rasa keresahan mereka yang tidak berdaya untuk mengubah situasi bangsa yang dinilai semakin tidak menentu.

Akibatnya generasi muda yang menyerukan tagar tersebut memilih untuk mencari pekerjaan atau studi yang sudah pasti. Termasuk soal kesempatan kerja.

“Rata-rata bagi pelajar yang tinggal di luar negeri biasanya melanjutkan sekolah mereka dengan bekerja di sana, Karena di luar negeri lebih menghargai kompetensi dan kemampuan pekerja yang sesuai dengan bidangnya ketimbang di dalam negeri sendiri,” ujar Wibi

Seperti, banyak lulusan luar negeri ketika kembali ke tanah air tidak bisa berbuat banyak. Meski di antara mereka memiliki kompetensi di bidangnya namun pemerintah tak memberikan kesempatan lulusan luar negeri untuk mengabdi kepada bangsa dan negaranya.

“Justru yang terjadi saat ini sebaliknya, banyak pos jabatan ditempati oleh sosok yang tidak memiliki kapasitas dan kompetensi di bidangnya. Akibatnya tata kelola negara semakin amburadul.

“Pada akhirnya, banyak mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan studinya di negeri memilih untuk mencari kepastian di negara yang dinilai menawarkan peluang kerja lebih jelas. Terlebih, sistem di negara tersebut lebih transparan, dan dapat menjanjikan masa depannya,” pungkasnya. (Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.