Lumajang,Harnasnews.com – Ratusan warga mendemo perusahaan udang PT Bumi Subur di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun, Rabu (11/10) pagi. Warga Wotgalih dan sekitarnya itu protes terkait limbah dan penyempitan sungai. Karena dinilai banyak merugikan petani dan nelayan.
Setelah berorasi di depan gerbang PT Bumi Subur, sejumlah perwakilan massa menemui pihak tambak untuk mediasi. Kapolsek Yosowilangun Iptu Hariyanto menjadi mediator kedua belah pihak.
Salah satu warga, Ali Ridho mengatakan, selama ini limbah dari PT Bumi Subur tidak dikelola dengan baik sebelum dibuang ke laut. Perusahaan juga dinilai belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang layak.
“Karena luasan (IPAL) tidak sesuai dengan tambak yang ada. Masak tambak seluas ini, IPALnya seperti itu,” ucapnya.
Menurutnya selama ini limbah yang dibuang ke laut, ketika panen udang, membuat hasil tangkapan nelayan menurun. “Ini menyangkut nasib nelayan. Air juga berbau anyir,” ucapnya.
Warga lainnya, Sumar menambahkan, ketika ada buangan limbah waktu panen udang, nelayan kesulitan mencari ikan. “Nelayan kesulitan cari nafkah. Tangkapan menurun,” ujarnya.
Dirinya pun berharap, pihak PT Bumi Subur segera mengatasi permasalahan tersebut. Limbah dari perusahaan bisa dikelola dengan benar. “Permintaan saya, bagaiman limbah itu dibuang dengan benar,” ucapnya.
Sementara terkait penyempitan sungai yang melewati kawasan PT Bumi Subur, Ali Ridho mengatakan, menyebabkan air sering meluap ke lahan pertanian ketika hujan. Dirinya mewakili petani, meminta agar sungai segera dilebarkan.
“Kita minta pelebaran sungai, karena ada penyempitan, kalau musim hujan, banjir di sana,” ucapnya.
Manajer PT Bumi Subur, Muhammad Asmin menanggapi, terkait masalah IPAL, pihaknya akan membangun 4 IPAL. Sementara ini masih proses mengurus Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Karena harus ada kajian secara teknis.
“Masalah IPAL kita akan bikin empat, sementara kita masih mengurus AMDAL juga,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini PT Bumi Subur dalam masa panen udang. Sehingga tidak bisa menghentikan aliran limbah ke laut. “Jika dihentikan sementara, di tambak saat ini masih ada panen,” ucapnya. Namun perwakilan nelayan dan pihak tambak pun sepakat untuk membahas hal ini lebih lanjut di di waktu berbeda.
Kemudian terkait sungai, pihaknya lebih dulu akan membersihkan aliran sungai. Namun jika sudah dibersihkan, tetap banjir, pihaknya siap melebarkan sungai tersebut. Namun menunggu perizinan pihak yang berwenang.
“Kita siap melebarkan sungai, kita tunggu keputusan dari pihak berwenang,” katanya.
Sementara Camat Yosowilangun Indriono Krishna Murti yang ikut dalam mediasi tersebut, sependapat, ada kajian secara teknis terkait pengelolahan limbah. “Jika berdampak pada masyarakat, minimal bisa segera dilakukan. Kita berkeinginan dalam AMDAL itu ada kajian teknis agar ada pemecahan masalah,” ungkapnya.
Kapolsek Yosowilangun Iptu Hariyanto pun berharap, permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik-baik antara warga dengan pihak PT Bumi Subur. Ia ingin kondusifitas di wilayah tersebut tetap terjaga.
“Harapan saya, semuanya bisa dibicarakan dengan baik-baik. Warga tetap kondusif,” ucapnya. ( Heri)