Relevansi Antara Kebiasaan Mengerjakan Soal Pilihan Ganda dengan Tingkat Kelulusan Seleksi CPNS 2018 bagi Alumni Universitas Terbuka

Dr. Adi Suparto
Dosen Universitas Terbuka Surabaya.

Surabaya,Harnasnews.com –  Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2018 telah berlangsung sekitar 2 bulan lalu. Masyarakat dan awak media melihat jelas antusiasme peserta sangat tinggi untuk mencoba peruntungannya melamar pekerjaan sebagai abdi negara.

Tingginya minat pelamar untuk mengikuti seleksi CPNS ini menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai abdi negara masih menjadi primadona di tengah masyarakat Indonesia.

Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa CPNS masih diminati banyak orang, salah satunya adalah kepastian penghasilan. Selain itu, jaminan akan mendapatkan pensiun juga menjadi daya tarik tersendiri sehingga mereka berbondong-bondong untuk melamar sebagai abdi negara.
Bak Bunga di Musim Kering, Pelamar CPNS 2018 Berguguran

Tes CPNS kali ini berbeda dengan tes pada tahun-tahun sebelumnya. Beberapa tahapan yang harus dipenuhi oleh pelamar antara lain proses seleksi administrasi. Dalam catatan berbagai media lebih dari 3,6 juta pelamar telah mendaftar untuk ikut dalam proses seleksi, meskipun 9,8% di antaranya dinyatakan tidak memenuhi syarat administrasi dan tidak dapat melanjutkan proses seleksi selanjutnya. Bagi pelamar yang dinyatakan memenuhi syarat, berhak mengikuti tahapan selanjutnya yaitu Seleksi Kompetensi Dasar (SKD).

SKD ini dirasakan berat dan sulit karena peserta bersaing memperebutkan formasi-formasi yang telah disediakan, dengan total formasi sebanyak 238.015.
Sulit dan sulit, itu kesan peserta tes. Pelaksanaan SKD, setiap peserta dihadapkan pada 100 soal yang terdiri dari 3 (tiga) subtes yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) 35 soal, Tes Intelegensia Umum (TIU) 30 soal, dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) 35 soal.

Metode pengerjaan soal dilakukan menggunakan sistem berbasis komputer yang disebut CAT (Computer Assisted Test), sehingga hasil ujian dapat dilihat secara real time dan lebih transparan dimana hasil ujian tersebut akan disaring berdasarkan passing grade yang telah ditentukan untuk menghasilkan nilai lulus atau tidak bagi peserta ujian. Sebagaimana diketahui, untuk passing grade tahun ini sama dengan seleksi CPNS Tahun 2017, yaitu 75 (TWK), 80 (TIU), dan 143 (TKP).

Ujian Online dan Bentuk Soal Pilihan Ganda di UT
Sudah beberapa tahun lalu, Universitas Terbuka mengadakan sistem ujian online. Sistem ini kalau boleh dibilang sebenarnya terlalu maju untuk kelas masyarakat Indonesia.

Awalnya peminatnya hanya sedikit tetapi seiring dengan perkembangan kemajuan Teknologi komunikasi dan informasi, saat ini peserta ujian online sudah banyak. Memang Internet sudah banyak merambah pada masyarakat Indonesia. Tapi kebanyakan menggunakan internet itu masih hanya sebatas hiburan, iseng-iseng, ataupun mencari informasi-informasi penting.

Bagi sebagian masyarakat yang sudah maju, mereka bisa belajar, berinteraksi bahkan mengikuti ujian pun melalui internet misalnya mahasiswa UT.
Bagi mahasiswa UT, mengikuti ujian melalui internet adalah sesutu yang biasa.

Menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) dengan bentuk soal pilihan ganda yang sangat rumit untuk membedakan dan memilih jawaban yang paling benar, bagi mahasiswa UT juga hal yang biasa. Pada semester awal mereka kuliah dan mengikuti UAS di UT, memang terkesan bahwa jawaban-jawabannya mirip-mirip dan seolah semua pilihan jawaban itu benar.

Namun mahasiswa UT membiasakan diri melatih mengerjakan soal-soal pilihan ganda yang dikenal dengan latihan mandiri dan soal-soal itu bisa diunduh secara gratis di internet pada laman https://www.ut.ac.id.

Maka tidak heran, ketika alumni UT mengikuti seleksi apapun termasuk ujian CPNS dengan bentuk soal pilihan ganda, hal itu dianggap soal yang biasa saja. Mereka membaca dengan teiliti, menggunakan nalar, logika dan mempertimbangkan referensi termasuk modul yang selama ini digelutinya.

Adakah relevansinya antara kebiasaan mengerjakan soal-soal pilihan ganda dengan tingkat kelulusan tes CPNS yang juga menggunakan tes pilihan ganda? Jawabannya tentu harus dilakukan penelitian secara ilmiah.

Tetapi ketika wartawan media ini menanyakan kepada beberapa peserta alumni non UT mereka menjawab bahwa soal-soalnya terlalu sulit, ada juga yang menganggap bahwa sulit membedakan opsi jawaban yang harus dipilih karena semua terasa benar, jawabannya mirip-mirip. Lain halnya dengan komentar alumni UT, mereka mengatakan “soal-soalnya mirip UAS di UT dan kami biasa mengerjakan soal-soal pilihan ganda seperti itu.

Direktur UT Surabaya Teguh Prakoso, M.Hum beserta unsur pimpinan lainnya memberikan arahan pada Rapat Kerja Pengurus Kelompok Belajar (Pokjar) se Wilayah UT Surabaya (24/1)

Ketika keluar pengumuman kelulusan, bagaimana hasilnya? “alhamdulillah, hasilnya sangat membanggakan”, itu jawaban spontan dari Direktur UT Surabaya Teguh Prakoso. Lebih lanjut Teguh mengatakan “Ini salah satu hasil kebiasaan mereka “belajar mandiri” yang tidak menggantungkan pada orang lain, disiplin waktu, kritis dalam memecahkan berbagai persoalan termasuk kritis dan jeli dalam memilah dan memilih jawaban soal-soal dalam seleksi penerimaan CPNS itu”

Data sementara yang dihimpun oleh Pramono Adi, M.Pd Manajer Registrasi dan Assesmen- UT Surabaya dapat menjadi acuan bahwa lulusan seleksi CPNS 2018 pada bidang pendidik/guru, didominasi alumni UT dengan data sbb: Kota Surabaya=11 orang; Gresik=48 orang; Pulau Bawean=7 orang; Pamekasan= 129 orang; Sidoarjo= 28 orang; Mojokerto Kab= 13 orang; Mojokerto Kota= 20 orang; Jombang=102 orang; Ponorogo= 76 orang; Tuban= 48 orang; Bojonegoro= 120 orang; Kab. Madiun= 27 orang; Sumenep=43 orang; Ngawi=23 orang; Lamongan=8 orang; Magetan=12 orang. Masih terdapat 2 Kabupaten yang datanya belum masuk yakni Sampang dan Bangkalan. Sementara ini yang sudah masuk dan dinyatakan LULUS berjumlah 716 orang.

Teguh Prakoso, M.Hum ketika diminta kesan dan pesan kepada alumni UT yang baru lulus dalam tes CPNS mengatakan; “syukuri dengan tulus karena ketika Anda lulus sebagai CPNS maka beban di pundak Anda semakin bertambah. Sebagai Abdi Negara tentu harus lebih memahami dan kewajiban Anda. Bekerjalah dengan cerdas, ikhlas dan tuntas. Tidak perlu meminta-minta jabatan karena atasan dan kolega Anda itulah penilai yang objektif. Semoga Allah Swt meridhoi setiap langkah kita menuju Pendidikan Indonesia 4.0”. Demikian pungkas Teguh. (Red./Adi)

Leave A Reply

Your email address will not be published.