Sinergi Kemenkop dan UKM Tingkatkan Daya Saing UMKM di Pedesaan
Menurut Rosdiana, ujicoba aplikasi kerjasama dengan Kopkar di Jakarta dengan alasan karena anggota Kopkar adalah para karyawan yang memiliki penghasilan yang pasti setiap bulannya. “Belanja tinggal online, dan setiap akhir bulan bisa langsung potong gaji. Kita ingin aplikasi online tersebut untuk mempermudah karyawan belanja”, tukas Rosdiana.
Rosdiana menyebut buah alpukat kualitas baik dari Soe NTT di petani harga Rp2.000 per kilogram, namun dijual di supermarket All Fresh sebesar Rp50 ribu per kilogram. “Setelah dilakukan penelitian dan diidentifikasi pemotongan rantai distribusi, dapat dijual seharga Rp38 ribu di tataran konsumen, dan petani mendapat Rp13 ribu. Sehingga, petani meningkat pendapatannya dan konsumen menikmati potongan harga. Itu dilakukan pemasaran melalui aplikasi online”, ungkap Rosdiana.
Di samping itu, Rosdiana juga menyebut adanya peran pemerintah daerah dalam pengembangan UMKM, termasuk di kawasan desa, yang tertuang dalam UU 20/2008 tentang UMKM dan PP 17/2013 tentang pelaksanaan UU 20/2008. “Yang dilakukan dengan cara pengembangan usaha, kemitraan, perizinan, hingga koordinasi dan pengendalian”, imbuh Rosdiana.
Yang pasti, Rosdiana mengatakan bahwa ada sekitar 12 program unggulan Kemenkop dan UKM yang bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain, dalam mengembangkan UMKM di pedesaan. Yaitu, Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM, Pariwisata (Panduan Desa Wisata Hijau), One Village One Produk, Standarisasi dan Sertifikasi, Revitalisasi Pasar, Penataan data Nomor Induk Koperasi (NIK), Fasilitasi Pembuatan Akta Koperasi bagi usaha mikro, fasilitasi Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK), pengembangan kewirausahaan, perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyediaan dana bergulir, hingga fasilitasi UKM tenant dalam Galeri Indonesia WOW. “Pemanfaatan pendanaan melalui LPDB KUMKM dengan suku bunga rendah untuk usaha produktif UMKM, telah dirasakan desa binaan Kemendes PDTT”, ungkap Rosdiana.(red/Ed)