SURABAYA,Harnasnews – Torehan prestasi membanggakan terus torehkan siswa Jawa Timur.
Tidak hanya prestasi akademik, kali ini, prestasi non akademik melalui Asian Regional Championship Southeast Asia 2024, siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Muhammad Raffi Hidayat berhasil menyumbangkan medali emas kelompok U-16 kategori Jiu-Jitsu Male 77 kg untuk Indonesia di Liga Bali Arena, Denpasar, Bali, Indonesia.
Menjadi perwakilan Jawa Timur dan Indonesia serta sukses menyumbangkan medali emas di ajang bergengsi tersebut,Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai menyampaikan rasa bangganya.
Sebab, untuk menembus menjadi kontingen Indonesia di ajang international tersebut bukan hal yang mudah. Ada seleksi yang cukup ketat.
Meski Indonesia belum bisa menjadi Juara Umum, Aries tetap memuji perjuangan dan kerja keras Raffi karena berhasil meraih medali emas.
“Saya ucapkan selamat dan terimakasih untuk Mas Raffi karena sudah menyumbangkan medali emas bagi Indonesia.
Juga menjadi wakil Jawa Timur di ajang bergengsi olahraga Jiujitsu antarnegara Asia Tenggara. Semoga capaian ini tetap menjadi pelecut untuk terus meningkatkan prestasi,” ujar Aries, Sabtu (13/7).
Ditambahkan pria yang juga menjabat Pj Wali Kota Batu ini, Jawa Timur tidak hanya memiliki siswa berprestasi dibidang akademik saja. Melainkan juga non-akademik atau dibidang olahraga yang cukup moncer prestasinya.
Karenanya, Jawa Timur akan terus mendukung penuh berbagai prestasi yang telah diukir oleh siswa. Di lain sisi, imbuh dia apa yang telah diukir Raffi salah satunya, membuktikan bahwa Jawa Timur mampu mencetak generasi berdaya saing dan berkualitas baik dari akademik maupun non akademik.
Pada event ini, memang tidak semua negara Asia Tenggara mengirimkan atletnya. Setidaknya, enam negara yang berpartisipasi di ajang ini yaitu Vietnam, Indonesia, Thailand, Kamboja, Singapura, dan Filipina, dengan jumlah peserta mencapai 500 orang lebih. Ratusan atlet tersebut bertanding pada kategori Contact Jujitsu, Fighting System, Duo Show dan Newaza/Jiujitsu,Ungkapnya.
Dalam laga bela diri antar negara Asia Tenggara tersebut Indonesia harus berpuas diri diperingkat dua, dibawah Vietnam sebagai Juara Umum.
“Apapun prestasi yang diukir siswa baik dibidang akademik maupun non akademik kami dukung penuh.
Karena mereka juga telah bekerja keras mengharumkan nama daerahnya masing-masing terlebih bagi Jawa Timur,” urainya.
Sementara itu, dikatakan Muhammad Raffi Hidayat dalam even international ini, setidaknya butuh waktu 6 bulan untuk mempersiapkan diri, mulai dari latihan secara intensif hingga mematangkan mental. Mengingat Indonesia menjadi kali pertama penyelenggara even Jiu-Jitsu secara akbar.
“Alhamdulillah kemarin membawa hasil terbaik untuk Indonesia,” ucapnya.
Siswa yang pernah meraih juara 1 Fighting System dan juara 2 Newaza System kelas 81 Kg ini juga mengatakan di even ini, sebanyak 125 atlet menjadi kontingen Indonesia. Mereka bertanding di kelompok U-16, U-18 dan U-21.
Bagi Raffi, menjadi perwakilan negara di ajang international bukanlah hal yang mudah. Ia harus mengikuti proses seleksi yang cukup ketat.
Mulai dari pengajuan permohonan kepada Pengurus Besar Jiu-jitsu Indonesia (PBJI) pusat melalui PBJI provinsi dan harus memiliki pengalaman kejuaraan minimal di tingkat nasional.
“Yah memang tidak mudah ya merebut medali emas ini. Apalagi lawna terberat kemarin dari Vietnam. Tapi alhamdulillah saya bisa menangani hal itu,” kata pelajar berusia 15 tahun ini.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan akbar Jiu-jitsu Asia Tenggara yang digelar pada 4-7 Juli 2024 lalu.
Dalam even ini, total ada 95 nomor yang dipertandingkan, Vietnam berhasil menjadi Juara Umum dengan perolehan 52 emas, 55 perak dan 44 perunggu.
Sebagai tuan rumah, Indonesia berhasil menjadi juara kedua atau runner up dengan selisih lima emas lebih banyak dibandingkan Thailand. Begitu juga perolehan medali perak dan perunggu, Indonesia jauh di atas Thailand.(Saiful)
