Adapun ihwal dari survei tersebut adalah untuk melihat perkembangan elektabilitas AMIN pasca-dideklarasikannya Muhaimin atau Cak Imin, yang disebut memiliki basis di Jawa Timur, sebagai bakal cawapres Anies.
“Kita bedah di Jawa Timur karena itu basis dari Cak Imin. Kalau di Jawa Timur terjadi perubahan signifikan, punya efek deklarasi itu terhadap peta kekuatan calon presiden di Jawa Timur, bisa kita berharap atau melihat kemungkinan di daerah lain juga akan terjadi kemungkinan perubahan itu,” ucap Saiful.
Berdasarkan survei itu, SMRC menilai bahwa deklarasi Muhaimin sebagai bakal cawapres Anies belum menunjukkan perkembangan positif.
“Jadi, kita lihat, setelah tiga minggu deklarasi, nampaknya belum berkembang juga di lapangan. Mungkin butuh waktu lagi untuk mengampanyekan pasangan AMIN ini. Setidak-tidaknya sampai survei terakhir ini, kita belum melihat adanya perkembangan positif terhadap pasangan AMIN ini,” kata dia, dilansir dari antara.
Pada survei telepon pada 20–22 September 2023, pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). Target populasi adalah WNI di Jawa Timur yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, sekitar 80 persen dari total populasi Jawa Timur.
Sebanyak 140 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan di-screening. Margin of error survei diperkirakan 8,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Kemudian, pada survei tatap muka pada 2–11 September 2023, populasi dipilih secara random (multistage random sampling) dan diapatkan sebanyak 180 responden.
Response rate atau responden yang dapat diwawancarai secara valid adalah sebesar 150 atau 83 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar 8,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. (sls)