Studi Indef: Subsidi Minyak Goreng Kemasan Tidak Tepat Sasaran
JAKARTA, Harnasnews.com – Studi yang dilakukan Indef menunjukkan bahwa subsidi minyak goreng kemasan sederhana dan premium yang dilakukan pemerintah dinilai kurang tepat sasaran. Alasannya sebagian masyarakat kecil lebih banyak mengkonsumsi minyak goreng curah ketimbang minyak goreng kemasan.
Apalagi, penjualan minyak goreng kemasan juga terbatas di toko ritel modern. Sehingga, alih-alih mudah dijangkau masyarakat kelas bawah, justru lebih lebih banyak dinikmati masyarakat kelas menengah.
“Harusnya subsidi minyak goreng ini ke minyak goreng curah agar bisa tepat sasaran,” kata Peneliti Indef, Rusli Abdullah di Jakarta, Kamis (3/2/2022).
Dikutip dari merdeka, berdasarkan data Kementerian Perdagangan tahun 2022, konsumsi minyak goreng untuk kebutuhan rumah tangga sebagian besar atau 61,2 persen dalam bentuk minyak curah. Artinya, dalam setahun masyarakat mengkonsumsi minyak goreng curah sebanyak 2,4 juta kilo liter.
Sementara itu, konsumsi masyarakat yang menggunakan minyak goreng premium sebesar 1,27 juta kilo liter. Sedangkan rumah tangga pengkonsumsi minyak goreng kemasan sederhana hanya sekitar 200 ribu kilo liter per tahun.
Namun dengan alasan mempermudah administrasi, pemerintah memilih jalan mensubsidi harga minyak goreng kemasan premium dan sederhana agar harganya terjangkau. Sehingga bisa dibeli masyarakat dengan harga Rp 14.000 per liter.