YOGYAKARTA, Harnasnews – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta seluruh komponen pemerintah dan masyarakat di wilayahnya bersinergi mencegah munculnya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.
“Mari bersama-sama warga dan seluruh komponen untuk mendukung korban kekerasan. Bersama-sama kita akan memiliki kekuatan untuk membuat perubahan dan dapat berdiri dan bertindak melakukan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak tanpa memandang bentuknya,” kata Sri Sultan pada puncak acara Hari Anti Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Gubernur DIY berharap semua pihak saling bahu-membahu untuk menciptakan lingkungan di DIY yang ramah bagi anak dan perempuan serta kelompok rentan lainnya.
Menurut Sultan, segala bentuk kekerasan merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang tidak dapat ditoleransi.
“Kekerasan masih menjadi ancaman yang berpotensi pada kesejahteraan manusia. Padahal, apabila kita menerapkan dan mengedepankan dialog dan musyawarah baik di lingkungan keluarga, sosial, dan kemasyarakatan, maka kita akan terhindar dari perbuatan kekerasan,” kata dia, dilansir dari antara.
Sultan menyebutkan berdasarkan survei pengalaman hidup perempuan nasional (SPHPN ) tahun 2021, dari empat perempuan berusia 15-64 tahun, terdapat satu perempuan yang mengalami kekerasan fisik atau seksual selama hidupnya.
Sementara, Forum Perlindungan Korban Kekerasan (FPKK) DIY mencatat korban kasus kekerasan perempuan dan anak di DIY mencapai 1.282 korban selama 2022.