PALEMBANG, Harnasnews – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus menggelorakan upaya hilirisasi komoditas perkebunan dan perhutanan demi menjaga peluang perekonomian daerah jangan sampai hanya bertumpu dari ekspor barang mentah dan setengah jadi.

“Jelas ya, hilirisasi harus ditingkatkan, jangan sampai ekspor barang mentah terus karena kalau ada hilirisasi tentu ada nilai tambah sebagai peluang peningkatan perekonomian kita,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru, di Palembang, Minggu.

Dia memaparkan, upaya itu dimulai dari sektor perkebunan yang menjadi perhatian terutama pada komoditas kelapa dengan produksi mencapai 57.570 ton kopra atau setara 230,28 juta butir kelapa per tahun.

Dari potensi tersebut pemerintah memutuskan menstimulus di antaranya seperti pembangunan pabrik pengolahan kelapa di Kabupaten Banyuasin.

Dinas Perkebunan Sumsel melaporkan saat ini pabrik tersebut mengolah sabut kelapa menjadi serat (coco fiber) dan serbuk (coco peat) yang bernilai tambah untuk pasar ekspor.

Harga pokok produksi coco fiber senilai Rp1.900 dan coco peat senilai Rp1.100 per kilogram di tingkat petani. Sementara untuk harga ekspor masing-masing senilai Rp3.000 dan Rp2.000 per kilogram.

“Meski tidak mudah tapi potensi ini sedang digali sehingga kita benar-benar siap ekspor ke ASEAN ataupun dengan negara tujuan China, Jepang dan sebagian negara di Eropa,” kata dia.

Dari kegiatan tersebut setidaknya dengan potensi ekspor sabut 50 persen saja dapat meraup dividen senilai Rp71,96 miliar.