JAKARTA, Harnasnews – Survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini mencapai 82,4 persen dan 12,7 persen di antaranya menyatakan sangat puas dipimpin oleh Jokowi.
Hanya 15,8 persen yang merasa tidak puas, termasuk 2,0 persen yang menyatakan tidak puas sama sekali, dan sisanya 1,8 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
“Tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi hingga mencapai 82,4 persen menunjukkan bahwa publik bakal memilih capres yang didukung Jokowi dan komitmen soal keberlanjutan,” kata Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Vivin mengatakan dengan tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi, praktis publik menaruh harapan besar bahwa program-program Jokowi yang sudah berjalan selama ini dapat dilanjutkan oleh kepemimpinan nasional baru hasil Pemilu 2024.
Mayoritas publik akan cenderung memilih pasangan capres-cawapres yang paling kuat komitmen soal keberlanjutan, dan tentunya didukung oleh Jokowi sendiri.
Menurut Vivin, sikap Jokowi yang terus-menerus melakukan cawe-cawe dalam pemilu kali ini demi memastikan keberlanjutan program selama dua periode berjalan.
Belakangan Jokowi kembali dituding berpihak setelah menjamu makan malam Prabowo. Selain dengan Prabowo, pertemuan juga dilakukan dengan pimpinan partai-partai yang berasal dari koalisi pengusung Prabowo-Gibran.
“Jokowi ingin mengirim pesan adanya dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM),” kata dia.
Demikian pula dengan ketidakhadiran Jokowi dalam peringatan ulang tahun PDIP yang ke-51.
“Perpecahan antara Jokowi dengan PDIP yang mengusung pasangan Ganjar-Mahfud makin nyata, padahal sebelumnya Jokowi dan PDIP merupakan simbiosis mutualisme,” ujarnya.
Jokowi diusung PDIP sejak menjabat Wali Kota Solo hingga masuk ke DKI Jakarta dan bertarung pada Pilpres 2014 dan 2019.
Sebaliknya, Jokowi pula yang memastikan PDIP memenangkan dua kali pemilu berturut-turut, setelah sebelumnya dua periode menjadi oposisi.