Tempuh Merauke – Boven Digul 8 Jam, Menteri Basuki Katakan Seharusnya Bisa 6 Jam
Merauke,Harnasnews.Com — Pembangunan jalan perbatasan Indonesia – Papua Nugini terus dilanjutkan. Hingga akhir 2017, dari panjang 1.098 km jalan perbatasan dari Merauke hingga Jayapura, sudah tembus 891 km dan belum tembus 207 km.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan tahun 2019 seluruh jalan perbatasan akan tersambung. “Tahun 2018 akan dibuka jalan baru sepanjang 18 km di daerah yang terjal sekali sehingga pada akhir 2018 yang belum tembus 189 km,” kata Menteri Basuki dalam perjalanan meninjau kondisi jalan Merauke – Boven Digul sepanjang 424 km, Jumat (16/3/2018).
Selama perjalanan, sebagian besar kondisinya relatif baik. Mobil dapat melaju dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Kondisi jalan baik bahkan dapat ditemui ruas jalan beraspal cukup panjang, lengkap dengan garis median. Namun masih terdapat jalan dengan kondisi rusak bahkan dijumpai beberapa spot jalan yang berlumpur.
Jalan dengan kondisi ini harus segera ditangani karena merupakan tanah lunak dan daerah rawa yang dengan cepat menjadi semakin berlumpur.
“Dari lima paket preservasi jalan Merauke-Boven Digul, 2 paket sudah tandatangan kontrak pada Februari 2018, namun belum bekerja optimal. Saya minta agar BBPJN XVIII memacu kontraktor bekerja lebih keras sehingga 3-4 bulan ruas jalan rusak bisa diperbaiki. Harus full speed,” tegas Menteri Basuki. Untuk mempercepat perbaikan, Menteri Basuki akan mengirimkan tim khusus dari Jakarta.
Waktu tempuh yang semula dalam bilangan minggu, semakin singkat menjadi hitungan hari dan kini sudah bisa 8 jam. Apabila jalan sudah baik kondisinya, maka bisa ditempuh 6 jam saja.
Bupati Boven Digul Benediktus Tambonot yang ikut dalam perjalanan mengatakan secara bertahap kondisi jalan Merauke-Bouven Digul semakin baik. “Puji Tuhan kami juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang sudah membangun jalan Trans dan Perbatasan Papua ini walaupun ada yang masih berlubang. Saya berterimakasih kepada Pak Menteri PUPR yang sigap sehingga dalam 3-4 bulan ke depan akan selesai diperbaiki,” jelasnya
Manfaatnya pada kemudahan transportasi barang dan manusia, yang berdampak pada penurunan harga barang. Dulu saat jalan kondisinya masih rusak parah, harga sangat tinggi. Kini setelah bisa ditempuh dalam hitungan jam, harga sembako, bahan bangunan, pakaian, sayur mayur kini sudah relatif murah hingga pegunungan Bintang yang juga dilayani jalan ini.
Preservasi jalan Merauke-Boven Digul menghadapi tantangan dengan kondisi daerah rawa dan tanah lunak. Oleh karena itu dilakukan peninggian badan jalan menggunakan tanah di sisi jalan.
“Ini lebih efektif dibandingkan dengan menimbun terus (dengan tanah dari luar Kabupaten). Perbaikan jalan juga tidak menggunakan batu split karena ketiadaan material di lokasi. Batu split harus didatangkan dari Palu dengan biaya angkut yang mahal. Karena itu digunakan bahan Matos berupa campuran tanah dan semen kemudian badan jalan dilakukan pengaspalan.
Drainase jalan diperlukan untuk menjaga tinggi air tetap dibawah badan jalan, terutama saat musim hujan. Dengan demikian kondisi jalan bisa tetap terjaga.
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Jayapura Osman H. Marbun, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Merauke Nimrod Rumaropen dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (Red/Ed)