SURABAYA,Harnasnews – Sejak diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada Februari 2022 lalu, implementasi Kurikulum Merdeka terus ditingkatkan, salah satunya di Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Sebanyak 332 lembaga di Jawa Timur telah ditunjuk Kemdikbud Ristek untuk menjadi pilot project Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, yaitu 204 SMK Pusat Keunggulan dan 128 SMA dan SLB Penggerak.
Pada 332 Lembaga ini, Kemendikbud Ristek menyelenggarakan Diklat Khusus kepada Kepala Sekolah dan guru agar memahami dan mampu mengimplemetasikan kurikulum merdeka.
Selanjutnya, SMK Pusat Keunggulan serta SMA dan SLB Penggerak diharapkan dapat berperan sebagai pengampu bagi sekolah yang ada di sekitarnya.
Dinas Pendidikan Jawa Timur mendorong satuan pendidikan yang belum menerapkan Implememtasi Kurikulum Merdeka (IKM), untuk mengikuti secara Mandiri dengan belajar pada SMK Pusat Keunggulan serta SMA dan SLB Penggerak yang sudah ditetapkan oleh Kemdikbud Ristek.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dashbooard IKM pada 5 Juni 2022, Jatim menjadi pelaksana IKM jalur Mandiri terbanyak se Indonesia dengan jumlah kepesertaan pada SLB, SMA dan SMK mencapai 2.754 lembaga. Dengan rincian SMA 1.047 lembaga, SMK 1.474 lembaga dan SLB 233 lembaga.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan, capaian prestasi membanggakan ini tidak lepas dari keinginan sekolah yang turut dalam menyelesaikan persoalan learning loss selama pandemi. Terbukti, dari total jumlah SLB, SMA/SMK negeri dan swasta yang sebanyak 4.044 lembaga, yang sudah melaksanakan kurikulum merdeka sebanyak 76%.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, satuan pendidikan, ketua MKKS, ketua Korwas provinsi, Ketua MKPS provinsi yang telah bersama-sama membangun sinergi positif dalam pembangunan pendidikan di Jawa Timur,” ujarnya, Senin (5/9).
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menyebut pihaknya, melalui Dinas Pendidikan Jatim akan mendukung secara penuh kebijakan Mendikbud Ristek dalam implementasi kurikulum merdeka mandiri. Sebab, ia berpendapat dengan adanya kurikulum yang tepat pada kondisi khusus ini, akan mampu menguatkan pentingnya perubahan tentang rancangan dan strategi implementasi secara efektif dan efesien.
“Kurikulum Merdeka merupakan jawaban untuk mengatasi krisis pembelajaran yang terjadi saat ini, karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan terjadinya penurunan dan kesenjangan kualitas pembelajaran,” tegasnya.
Khofifah menargetkan pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024 mendatang SLB, SMA/SMK di Jawa Timur diharapkan menjadi pelopor kebijakan nasional IKM dengan keikutsertaan 100 persen.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi menjelaskan ada perubahan dan perbedaan kurikulum merdeka dibanding kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum Merdeka struktur kurikulum lebih fleksibel dengan jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun. Disamping itu, guru akan lebih fokus pada materi esensial karena capaian pembelajaran diatur per fase.
“Kurikulum merdeka ini, juga memberikan keleluasaan bagi guru dalam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa,” terangnya.
Contoh riilnya, kata Wahid seperti guru olahraga yang pada dasarnya memberikan pembelajaran dalam bentuk projek based learning. Dimana siswa tidak hanya mengetahui secara teori tapi juga dipraktikkan.
“Merdeka belajar sudah dicerminkan oleh guru olahraga. Mereka tidak hanya mengajarkan teori tapi juga praktik. Misal guru memberikan pembelajaran teori permainan bola voli, agar siswa memahami dan mengerti, maka teori yang diajarkan tersebut dipraktikkan di lapangan. Guru olah raga juga memberi kebebasan pada siswa untuk menyukai olahraga yang sesuai bakat minatnya,” jelasnya.
Mendorong para pendidik jenjang SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur implementasikan Kurikulum Merdeka, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur gerakkan para pengawas sekolah pada jenjang-jenjang tersebut di Jawa Timur
Berkolaborasi dengan BBPMP Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur akan memberi pemahaman tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan berbagai manfaat yang dibawanya untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi beberapa waktu lalu ke para pengawas tersebut.Ujar Wahid.
Ditambah lagi, kata dia ada platfom merdeka mengajar yang menyediakan berbagai referensi untuk guru agar dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Perbedaan lainnya, jelas Wahid juga terletak pada kebebasan yang diberikan kepada sekolah dalam menentukan/ menyusun kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing.
Walaupun pemerintah memberikan 3 pilihan kurikulum yg bisa dipilih oleh sekolah,namun saya memotivasi sekolah untuk mencoba memakai kurikulum merdeka, karena evaluasi saya terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka yg ada di SMK-PK maupun SMA dan SLB Penggerak hasilnya sangat bagus terhadap peningkatan kreatifitas dan karakter peserta didik, selain itu kurikulum merdeka sangat memanusiakan manusia yang tujuannya adalah untuk menghargai harkat dan martabat peserta didik.
“Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing,” imbuhnya.
Tak hanya bagi sekolah, kurikulum merdeka juga memberi kesempatan bagi siswa untuk memilih kelompok mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya di fase F ( kelas XI dan XII ) . Sedangkan bagi guru, mereka akan memgajar sesuai tahap capaian dan perkembangan siswa.
“Pembelajaran dalam IKM ini berbasis project, jadi memberikan kesempatan lebih luas pada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual lingkungan atau kesehatan. Project ini untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar pancasila,” pungkas Wahid.
Plt Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jatim Rizqi mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Khofifah yang telah mendorong SLB, SMA/SMK di Jatim untuk menjadi pelaksana IKM Mandiri terbaik dan terbanyak di Indonesia.
“Terimakasih juga kepada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur atas dukungannya, semoga pendidikan di Jatim selalu menjadi yang terbaik,” ucapnya.
Perlu diketahui, capaian ini melengkapi rentetan prestasi yang sebelumnya telah diraih. Diantaranya, Jawa Timur menjadi daerah yang jumlah siswanya diterima di PTN terbanyak melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN dengan masing-masing total 120.463 siswa dan 26.781. Di samping itu, Kinerja pendidikan di Jatim juga mendapatkan penilaian tertinggi se- Indonesia, menurut “highlight” indeks kinerja urusan pendidikan hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).[PUL]