“Bagaimana mereka tidak merampok, wong untuk menjadi kelapa daerah itu juga tak cukup dengan uang recehan. Sementara dukungan masyarakat hanya 2-3%, dan 97% nya transaksional, sudahlah rakyat hari ini sudah sadar itu. Jangan teriak-teriak dipilih rakyat,” tandas Iskandar.
Lebih lanjut, Iskandar mengatakan bahwa OTT KPK yang menyeret kepala daerah yang berasal dari parpol bukan kali ini saja. Pihaknya juga menyayangkan bahwa pelakunya terkadang berpenampilan seperti seorang agamis yang taat.
Oleh karena itu, Etos Indonesia meminta kepada parpol-parpol yang mengusung politisi yang ‘merampok’ uang rakyat segera meminta maaf kepada publik atas kesalahan mengusung /mendukung figur korup tersebut.
“Hari ini saya katakan rakyat kita tak perlu ‘Malaikat Palsu’. Tapi yang dibutuhkan hari ini bagaimana bangsa Indonesia dipimpin oleh figur yang amanah. Sebab saat ini banyak pemimpin cerdas dan ada juga yang berpenampilan religius, bahkan ada juga pemimpin yang seolah merakyat, namun sayang mereka tidak takut Tuhan,” pungkas Iskandar. (*)