SUMBAWA,Harnasnews.com – Komunitas Masyarakat Peduli Sungai (KMPS) “Bersatu” Kelurahan Bugis, Kabupaten Sumbawa menjalin kerjasama dengan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Ketua KMPS, Zainuddin SE dan Rektor UTS, Chairul Hudaya Ph.D., yang berlangsung di Ruang Rektorat Lantai II UTS, Selasa (4/1/2022).
Hadir menyaksikan momen bersejarah tersebut, Direktur Kerjasama Dalam Negeri UTS, Muhammad Iqbal, Dekan FTLM, Dekan Teknobiologi, Kaprodi Teknik Lingkungan dan Kaprodi Teknobiologi. Selain itu Kepala Pengamat Sungai Pulau Sumbawa, Kusnidar beserta jajaran, Lurah Bugis, Euis Kurniasih SE, Wakil Ketua KMPS Subakti Ramdani dan Sekretaris KMPS Dhicky Sulistyo SM, ibu-ibu PKK dan Karang Taruna Kelurahan Bugis.
Dalam kesempatan itu, Rektor UTS yang akrab Bang Chairul, mengapresiasi terjalinnya kerjasama UTS dan KMPS. Dalam memberikan dukungan dari kerjasama ini, UTS memiliki empat kekuatan. Pertama, sumber daya manusia (SDM). Selain 300 dosen, UTS memiliki 5000 orang mahasiswa yang berasal dari seluruh Nusantara. Kedua, ilmu pengetahuan. Para dosen termasuk empat dekan dan kaprodi yang hadir dalam penandatanganan MoU tersebut merupakan para pakar di bidangnya.
Salah satu di antaranya terlibat dalam pembuatan UKL/UPL dan grand desain Taman Lembi, yang nantinya dapat juga membuat grand desain dalam penataan dan rekonstruksi sungai yang berada di wilayah KMPS Bersatu Kelurahan Bugis. Kemudian UTS memiliki Program Merdeka sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa akan diterjunkan di wilayah KMPS untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat.
“Sebagaimana tagline UTS, Membumi dan Mendunia. Membumi, UTS tidak ingin menjadi menara gading yang menjulang tinggi namun tidak memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Kami ingin keberadaan UTS dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mendunia, UTS akan menjadikan Sumbawa sebagai pusat peradaban dan kota pendidikan di Kawasan Indonesia bagian timur,” jelasnya.
Kekuatan ketiga adalah fasilitas. UTS memiliki banyak fasilitas untuk penelitian dan seminar. Keberadaan fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh KMPS. Selanjutnya, keempat, adalah kerjasama. Sejauh ini UTS telah menjalin kerjasama dengan banyak institusi baik pemerintah maupun non pemerintah, termasuk di antaranya dengan KMPS. Ia berharap MoU ini tidak menjadi dokumen tidur (sleeping document), namun harus ditindaklanjuti dan dikongkritkan dengan program-program yang menguntungkan kedua belah pihak serta memberikan konstribusi bagi masyarakat dan daerah.
Sementara Ketua KMPS Bersatu, Zainuddin SE menyampaikan apresiasi kepada Rektor UTS dan jajarannya yang sangat antusias menyambut kerjasama ini. Dengan kerjasama ini, KMPS yang baru berdiri beberapa bulan yang lalu, tepatnya 1 Oktober 2021, mendapatkan energi dan kekuatan baru. Karenanya Ia meyakini sejumlah program KMPS akan terwujud.
Sebab menurut Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kabupaten Sumbawa ini, salah satu kunci keberhasilan atau kesuksesan adalah kolaborasi. “Penandatanganan MoU ini merupakan momen bersejarah dan perdana bagi kami di KMPS. Semoga ini menjadi pintu bagi terbukanya kerjasama-kerjasama dengan institusi lainnya,” harap Jen—sapaan akrabnya.
Untuk diketahui, lanjut Jen, tujuan dari terbentuknya KMPS adalah untuk merawat dan menjaga kawasan sungai. “Pembentukan KMPS ini sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam memelihara sungai. Ketika kesadaran dan kepedulian masyarakat ini sudah terbentuk, maka akan memudahkan pemerintah untuk melaksanakan program-program lanjutan,” jelas Jen.
Selain itu KMPS menjadi wadah menyerap dan menyalurkan aspirasi khususnya masyarakat bantaran sungai. Dengan keberadaan KMPS ini masyarakat bantaran yang kerap di-imejkan sebagai warga terbelakang, lambat laun menjadi warga ‘kelas satu’. Sebab dengan penataan yang baik dan professional, sungai dan bantaran akan menjadi daya tarik dan destinasi wisata.
Dalam kesempatan yang sama Pengamat Sungai Sumbawa, Kusnidar mengaku sangat gembira dengan terjalinnya MoU antara KMPS dan UTS. Ini menjadi satu-satunya KMPS di NTB yang menjalin kerjasama dengan pihak ketiga terutama kalangan kampus. Dikatakan Kusnidar, pembentukan KMPS sebagai perpanjangan tangan dari BWS-NT melalui Pengamat Sungai, dalam upaya membangkitkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat memelihara sungai. S
elaku pengamat sungai, pihaknya tidak mampu bekerja sendiri, mengingat panjang sungai di DAS Brangbiji wilayah Kabupaten Sumbawa sangat panjang. sekitar 37 kilometer. Karena itu, pihaknya mengajak masyarakat yang memiliki kepedulian untuk membentuk komunitas guna menjaga kebersihan sungai. Sehingga keberadaan sungai ini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Mengingat, keberadaan sungai sendiri sangat penting bagi kehidupan masyarakat. “Kami akan mensupport keberadaan KMPS termasuk mendukung program yang dikerjasamakan dengan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS),” timpal Lurah Bugis, Euis Kurniasih yang duduk berdampingan dengan Kepala Pengamat Sungai.
Pihaknya ungkap Lurah yang baru dilantik 31 Desember 2021 lalu, akan mengerahkan perangkatnya mulai dari Ketua RT, Karang Taruna, PKK dan Posyandu untuk bersinergi dalam mewujudkan program yang berkaitan dengan kebersihan. Sebab apa yang menjadi Program KMPS dan UTS ini sejalan dengan program pemerintah yang gencar dilaksanakan, salah satunya STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Yakni pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. (Herman)