Tidak Dapat Jatah Menteri, Demokrat Disarankan Jadi Oposisi Sejati

JAKARTA,Harnasnews.com  – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkapkan, bila Partai Demokrat ingin kembali mendapatkan simpati publik pada Pemilu 2024, dan suara partai tersebut naik, menurut dia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus menjadi oposisi yang kritis bagi pemerintah.

Terlebih, suara Demokrat pada Pemilu 2019 hanya 7,77 persen di peringkat ke tujuh. Oleh karenanya, bila SBY dan Demokrat menjadi oposisi yang kritis, itu akan membuat Demokrat kembali kuat sehingga memudahkan jalan bagi anaknya, AHY menjadi capres pada tahun 2024.

“Demokrat bisa bermitra dengan PKS dan mungkin PAN dari luar pemerintah. Jika memilih oposisi, ada dampak positif bagi Demokrat untuk bisa menampung aspirasi masyarakat sekaligus mendapatkan suara pemilih untuk 2024,” ucap Adi belum lama ini.

Seperti diketahui, satu pekan jelang pengumuman susunan Kabinet Indonesia Maju (KIM) Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sempat bertemu Presiden Jokowi di Istana.

Publik pun berasumsi pertemuan tersebut sebagai kompromi politik untuk menentukan posisi Demokrat di Kabinet Jokowi Jilid II, dan kian memperkuat nama AHY yang sebelumnya memang digadang-gadang masuk bursa calon menteri.

Namun hingga sore hari jelang pengumuman, Putra Mahkota Cikeas itu belum juga dipanggil oleh Jokowi.

Sejumlah kalangan menilai, tidak masuknya nama AHY dalam jajaran menteri KIM, lantaran terganjal oleh partai utama pengusung Jokowi. Sebab hubungan antara Megawati Soekarno Putri dengan Ketua Umum Partai Demokrat hingga kini dinilai belum mencair.

Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas ikut berkomentar terkait proses pemilihan menteri pada Kabinet Kerja Jilid II Presiden Joko Widodo.

Ibas mengatakan, Partai Demokrat hanya bisa menonton dan melihat proses pemilihan anggota Kabinet Kerja Jilid II.

“Kami menyerahkan penuh karena ini kan hak prerogatif presiden,” ucap Ibas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10).

“Tentu Partai Demokrat tidak dapat menilai lebih lanjut. Kami hanya memberi apresiasi, kami hanya menonton dan melihat,” kata Ibas.

Ibas berharap, orang-orang yang terpilih menjadi menteri adalah orang yang berkompeten dan sesuai dengan visi dan misi Joko Widodo-Ma’ruf Amin lima tahun ke depan.

“Semoga orang-orang yang dipilih adalah orang-orang kompeten yang sesuai visi misi Pak Presiden, dan tentu bisa membawa kemajuan terhadap pembangunan dan peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.

Ibas mengatakan, partainya akan tetap mendukung pemerintahan Jokowi dan tetap mengkritisi jika ada program dan kebijakan pemerintah yang belum sesuai dengan aspirasi rakyat.

“Kami akan berlaku kritis ketika program atau kebijakan itu mungkin dirasakan belum sesuai dengan masyarakat. Yang penting negara adil adil dan sejahtera. Demokrat yang penting, yang sudah baik dilanjutkan yang belum baik diperbaiki,” tuturnya.

Selanjutnya, Ibas mengatakan, Partai Demokrat belum menyampaikan sikap resmi partai apakah di dalam atau di luar pemerintah.

Menurut Ibas, akan ada waktu untuk menyampaikan sikap resmi partai.

“Saya tidak dalam konteks menentukan posisi. Saat ini kita akan mendengarkan lebih lanjut nanti pandangan dari Partai Demokrat,” kata dia. (Red/Grd)

Leave A Reply

Your email address will not be published.